Opini
Oleh Bambang Wiwoho pada hari Kamis, 26 Nov 2015 - 18:48:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Lawan Penguasa Zalim yang Mencabut Subsidi Menambah Tunjangan Birokrat

75cropped-dsc_6553_1446976144657.jpg
Bambang Wiwoho (Sumber foto : Istimewa)

Di dalam Seri ke 7 yang berjudul Nasihat Al Ghazali Tentang Negara Bermoral, kita membahas bahwa Islam telah banyak mengatur etika kepemimpinan, baik langsung di dalam Al Qur’an maupun hadis dan sunah Rasulullah Saw. serta ijma’ para ulama.

Semua ajaran etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat juga merupakan etika dan moral kepemimpinan. Namun inti dari semua itu adalah amanah dan keadilan, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran.” (An Nahl:90).

Perintah tersebut dipertegas oleh Rasulullah SAW. dengan menyatakan, sehari keadilan seorang penguasa jauh lebih baik dari 70 tahun beribadah. Bahkan diperkuat lagi, kekuasaan dapat kekal beserta kekufuran, tapi tidak bisa kekal bersama kezaliman.

Perawi hadis Ad-Dailami dan At Tabrani juga mengisahkan sabda Kanjeng Nabi, “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut. Oleh karena itu pemimpin hendaklah melayani dan menolong orang lain untuk maju.”

Sahabatku, dengan mengkaji firman Tuhan dan sabda Rasulullah tadi, maka kita menjadi paham mengapa Khalifah Umar bin Khattab sampai hidup secara sangat sederhana, bahkan rela menolong seseorang yang melahirkan, serta memikul gandum dan memasakkan sendiri makanan untuk rakyatnya yang miskin.

Meskipun firman Allah sudah jelas, hadis nabi sudah tegas, dan contoh pelaksanaannya oleh empat khalifah pertama terutama Umar pun sudah terang benderang, ternyata di dalam praktek kehidupan dan kekuasaan, tidaklah demikian.

Sudah menjadi rahasia umum, tidak jarang justru di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kezaliman kaum elite terjadi. Ketimpangan dan kesenjangan hidup antara penguasa dengan rakyatnya berlangsung terang-terangan.

Ketika subsidi untuk rakyat miskin dikurangi bahkan dicabut, di lain pihak berbagai tunjangan misalkan hadiah lebaran untuk para birokratnya dinaikkan. Padahal Baginda Rasul sudah mengingatkan, kekuasaan dapat kekal beserta kekufuran, tapi tidak bisa kekal bersama kezaliman.

Dalam menyikapi kezaliman ini, sangat menarik mencermati slogan perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika Serikat tahun 1776, yang diusulkan oleh Benyamin Franklin yaitu “Rebellion to tyrants is obedience to God.”

Rasanya slogan tersebut tepat sekali apabila juga kita jadikan slogan untuk mengobarkan perang melawan kezaliman, baik kezaliman yang kita lakukan sendiri maupun terhadap kezaliman yang dilakukan oleh orang lain, termasuk oleh para penguasa.

Paling sedikit, marilah kita perangi dengan doa-doa kita, jangan hanya dengan menggerutu atau ndremimil saja. Karena doa orang yang dizalami itu mustajab dan tidak tertolak. Syukur-syukur bisa kita lakukan dengan mulut dan tangan atau perbuatan kita. Sungguh, “Perang melawan kezaliman (termasuk melawan penguasa zalim) adalah kepatuhan (ketaatan) kepada Allah Swt.”

Yaa Qowiyyu yaa Matin ikfi syarro adz-dzolimin. Artinya: Wahai Dzat yang Maha Kuat, Wahai Dzat yang Maha Kokoh, hentikanlah segala kejahatan dari orang-orang yang zalim.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...