Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Selasa, 06 Jan 2015 - 16:54:54 WIB
Bagikan Berita ini :

100 Hari Jokowi, Belum Jelas Negara Mau Dibawa ke Mana

83haris rusli.jpg
Haris Rusli, aktivis Petisi 28 (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketimpangan masih terjadi di berbagai bidang. Hal itu karena tidak dipahaminya konsep Trisakti secara utuh oleh pimpinan bangsa ini.

Hal itu diungkapkan Haris Rusli Moti, aktivis Petisi 28 dalam diskusi "Menatap Indonesia" di Bale Perjuangan Jakarta (06/01). Hadir dalam diskusi tersebut Salamudin Daeng,Poppy Dharsono mantan anggota DPD RI serta Hatta Taliwang selaku moderator sedangkan Rachmawati Soekarno Putri tidak hadir.

"Sumber dan akar dari masalah hari ini sebagai bangsa adalah karena kita tak sanggup tegakkan Trisakti, berdaulat dengan politik, mandiri di ekonomi, dan kepribadian Indonesia, itu adalah kesatuan yang tak bisa dipisahkan," kata Haris lagi.

Haris mengingatkan, sebagai bangsa yang berdaulat sudah seharusnya membangun bangsa yang independen tanpa intervensi asing. Dikatakan kemandirian ekonomi itu sangat perlu untuk menghilangkan ketergantungan dari sistem ekonomi asing.

"Kita merdeka supaya tidak bergantung. Kita bisa bekerja sama dengan asing tetapi bukan berarti jadi budak, kita harus setara," tegas dia.

Haris juga berharap agar pemerintah punya solusi memecahkan segala masalah yang terlihat makin parah. "Sudah hampir 100 hari saya belum melihat mau dibawa kemana kapal Indonesia hari ini. Saya melihat nahkoda dan wakil-wakilnya juga belum tahu mau dibawa kemana kapal Indonesia," ujarnya .

Ditambahkan, seorang pemimpin itu ibarat sopir, sebelum jalan dia harus tetapkan tujuan, terutama jalan mana yang akan dilalui. "Sebagai sopir tak perlu ahli buat mobil, tapi bagaimana menyetir, rem gas dan lain-lain," katanya lagi

"Saya harap Jokowi begitu, jangan sampai menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru.Sumber masalah kita pada sistem, bukan jadi mafia tumbuh karena sistemnya lemah. Jadi solusinya cuma 1 kembali ke UUD 45 kemudian disempurnakan dengan jaman. Kalau tidak ikut maka nasibnya bisa lebih buruk dari SBY," tegas dia.

Sementara itu, Salamuddin Daeng, pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa tantangan pemerintahan di 2015 tidaklah ringan. Tantangan kedepan khusus di sektor ekonomi yakni sangat memungkinkan mengalami ketidakpastian.

"Keadaan ekonomi kita ada di posisi bawah krisis, atau sekarat, walau ekonom bilang fundamental cukup baik, komentar tersebut hanyalah untuk menenangkan pasar saja," ujar dia.(ss)

tag: #100  #hari  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di ...
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...