JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pimpinan Ar Rahman Qur'anic Learning (AQL) Islamic Center, Ustadz Bachtiar Nasir mengomentari tentang ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kerap ditentang oleh GP Anshor. Pasalnya, selama ini HTI dianggap ingin mendirikan sistem Khilafah di Indonesia.
Karenanya, menurut Bachtiar, masing-masing pemimpin kedua ormas Islam tersebut harus bertemu untuk melakukan dialog di depan pemerintah, sehingga semua permasalahan menjadi jernih.
"Usul saya, saran saya, bertemu lah ketua HTI dengan GP Anshor. Membicarakan baik-baik di hadapan pemerintah, dialog baik-baik. Saya kira itu lebih banyak kesalahpahamannya. Insyallah dengan berdialog yang akan mempertemukan mereka," ujarnya saat melakukan konferensi pers terkait Aksi Simpatik 55 di Kantor AQL, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2017).
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak yang salah paham tentang HTI. Pasalnya, kata dia, selama ini HTI juga belum diberikan ruang untuk berdialog secara terbuka dengan para penentangnya.
Karena itu, sekali lagi ia mengingatkan agar dilakukan dialog terbuka antar kedua belah pihak.
"Saya yakin banyak yang salah paham tentang HTI. dan HTI juga mungkin belum diberikan ruang untuk berdialog secara terbuka dengan mereka-mereka ini. Insya Allah kalau sudah terjadi dialog sebetulnya akan ada solusi-solusi. Itu yang bisa saya katakan," kata Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) tersebut.
Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi aksi pembubaran kajian yang diisi oleh Ustaz Felix Siauw di salah satu hotel di Malang pada Minggu (30/4/2017) kemarin. Pembubaran tersebut dilakukan oleh jajaran Polres Malang.
Namun, pihak polisi mengaku mendapat tekanan dari aktivis Anshor. Setelah dikonfirmasi ke pihak Anshor, ternyata pembubaran tersebut dilakukan untuk mencegah pengajaran Ustaz Felix yang dianggap sebagai kader HTI. (icl)