JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Musim haji tahun makin dekat, tinggal empat bulan lagi. Diperkirakan kelompok terbang pertama – jika tak ada pandemi COVID-19 – akan dimulai pada pertengahan Juli mendatang.
Namun dengan adanya pandemi COVID-19 yang belum jelas kapan usainya, membuat tanda tanya acara keagamaan tahunan ini. Ini karena jumlah pasien yang positif terinfeksi virus Corona terus bertambah.
Sebagaimana dikutip channelnewsasia.com (1/4/2020), Kerajaan Arab Saudi telah melaporkan adanya 10 kematian dari 1.564 kasus COVID di sana. Sedangkan di kawasan Timur Tengah terdapat sekitar 71.000 kasus dan kematian yang mencapai 3.000 orang.
Dalam siaran yang ditayangkan stasiun televisi pemerintah, Kementerian Haji dan Umrah mengaku masih menunggu perkembangan pandemi COVID-19. Jika COVID masih berlangsung beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Adha, 20 Agustus mendatang, maka ini merupakan kejadian pertama kali di sana.
"Kerajaan Arab Saudi siap untuk mengamankan keselamatan semua Muslim dan warga negara," kata Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Muhammad Saleh bin Taher Banten.
"Itulah sebabnya kami telah meminta dari semua Muslim di seluruh dunia untuk tetap menandatangani perjanjian apa pun (dengan operator tur) hingga kami memiliki pendapat yang jelas."
Sementara itu, seorang pejabat di sana menganjurkan agar calon jemaah haji yang dapat jatah untuk berangkat untuk menunda keberangkatan sampai tahun depan.
Belum pernah sekalipun ibadah haji dibatalkan, pada zaman modern ini. Yang sudah terjadi adalah pembatasan jemaah haji. Ketika Ebola mewabah sejumlah negara di Afrika, pihak kerajaan Arab Saudi melarang jemaah haji dari negara-negara terdampak untuk menjalankan ibadah haji di kota suci Mekkah dan Madinah.
Ketika terjadi flu Spanyol terjadi 1918 dan menewaskan lebih dari 100.000 orang, pihak Arab Saudi pun tetap memperbolehkan para calon jemaah haji melaksanakan ibadahnya.
Sebelumnya, Arab Saudi telah melarang orang memasuki atau keluar dari tiga kota besar, termasuk Mekah dan Madinah, dan memberlakukan jam malam di seluruh negeri. Selain itu, ibadah umrah juga dibatalkan.
Seperti negara-negara lain di seluruh dunia dan di Timur Tengah, Arab Saudi telah menangguhkan semua penerbangan komersial ke dalam dan ke luar negeri.
Haji – bersama umrah – merupakan ladang devisa negara kaya minyak ini. Setiap tahun diperkirakan 2,5 juta jemaah haji mendatangi rukun islam yang kelima itu. Belum lagi yang pergi untuk melaksanakan umrah yang bersifat sunnah. Sedangkan setiap tahun ada 2,7 juta jemaah umrah ke sana.