Berita
Oleh Rihad pada hari Monday, 04 Mei 2020 - 06:30:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Hasil Pemeriksaan Membuktikan KRL Jadi Sarana Penularan Covid 19

tscom_news_photo_1588545030.jpg
Kondisi kereta (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyodorkan bahwa kereta komuter menjadi penyebar virus Covid 19. Dari hasil tes Swab yang dilakukan terhadap penumpang KRL ditemukan beberapa orang terpapar virus.

Emil menyatakan, tiga penumpang KRL Jurusan Bogor-Jakarta dinyatakan positif terinfeksi Corona (Covid-19) dari hasil swab test massal yang dilakukan di Stasiun Bogor beberapa waktu lalu.

“Tiga Positif Covid-19 dari 325 penumpang KRL Bogor-Jakarta dengan test swab PCR. Ini artinya KRL masih padat bisa menjadi transportasi OTG pembawa virus. PSBB bisa gagal. Sudah dilaporkan ke gugus tugas pusat dan Kemenhub. Semoga ada respons terukur dari pihak operator KRL,” kata Ridwan Kamil lewat Instagram pribadinya, Minggu (3/5).

Swab test massal dilakukan Dinas Perhubungan Jawa Barat di Stasiun Bogor pada Senin (27/4) pagi.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jawa Barat Iskandar mengatakan, tujuan diadakannya swab test Covid-19 secara massal untuk memastikan penumpang KRL tetap aman dalam perjalanan.

Iskandar mengharapkan dengan test bisa memberikan gambaran kondisi penumpang KRL yang ada.

“Tapi kalaupun ada yang positif kami akan lakukan penanganan lebih lanjut, karena memang KRL ini masih sangat diperlukan,” ucapnya.

Diperketat

PT Kereta Commuter Indonesia mulai Senin, 4 Mei 2020, KRL yang melebihi kapasitas tidak akan diberangkatkan. VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan KRL akan berangkat ketika jumlah penumpang telah mengikuti aturan kapasitas maksimum 60 orang per kereta.

Kebijakan itu merespon adanya temuan tiga penumpang KRL jurusan Bogor-Jakarta yang positif Covid-19. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam cuitan di akun Twitternya mengatakan hal itu diketahui dari tes swab PCR yang dilakukan terhadap 325 orang penumpang secara sampling. Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku sudah melaporkan temuan tersebut kepada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 pusat dan Kementerian Perhubungan.

Menurut Anne, selama ini PT KCI telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah penyebaran corona di KRL, seperti pengecekan suhu tubuh, wastafel di stasiun, wajib menggunakan masker bagi penumpang, penyediaan hand sanitizer, serta penerapan physical distancing baik di dalam kereta maupun stasiun.

“KCI telah bekerja sama dengan TNI melalui Marinir dan Kodim setempat, Polri melalui kehadiran 74 personil brimob di sebelas stasiun, dan satpol PP maupun dinas perhubungan di stasiun,” tutur dia.

Menurut Anne, KCI juga telah memperketat batasan penumpang yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta untuk mengantisipasi kepadatan pada saat jam pulang kerja yang juga menjelang waktu berbuka puasa. Pintu stasiun, kata Anne, ditutup tepat pada pukul 18.00 WIB sesuai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

PT KCI, lanjut Anne, mencatat kepadatan yang sempat terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan kota penyangga lainnya, yaitu pada 13 April 2020. Hari itu, kata Anne, merupakan hari kerja, di mana banyak perusahaan yang belum menginstruksikan pegawainya agar bekerja dari rumah. Kepadatan selanjutnya terjadi pada 20 April di luar Stasiun Cilebut dan 30 April di Kereta Api (KA) 1178. Perubahan jadwal kerja di bulan Ramadan dan menjelang waktu berbuka puasa, kata Anne, membuat penumpang terkonsentrasi mengejar jadwal KRL untuk pulang.

Selama PSBB, Anne menyebut volume penumpang sudah turun hingga 80 persen, di mana saat ini PT KCI melayani 180-190 ribu penumpang setiap harinya. “Untuk Jabar lintas Bogor 100-110 ribu dan lintas Bekasi/cikarang 28-30 ribu penumpang per hari,” tutur Anne.

tag: #kereta-komuter  #corona  #ridwan-kamil  #psbb  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement