Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Selasa, 12 Mei 2020 - 14:45:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Alat uji COVID-19 Bio Farma mulai diproduksi

tscom_news_photo_1589266865.jpg
Ilustrasi pembuatan PCR Indonesia (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Instruksi Presiden Joko Widodo untuk memproduksi alat kesehatan penanganan COVID-19 mulai kelihatan. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hari ini (12/5), menyampaikan bahwa alat uji virus korona berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dibuat PT Bio Farma (Persero) mulai diproduksi. Alat itu bernamaBioCov-19.

"Selama ini kan kita impor reagen (bahan baku untuk tes PCR), dan saat ini sudah bisa kita produksi. Ini sudah mulai dikerjakan oleh Bio Farma," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta. Arya mengungkapkan kapasitas produksi PCR diagnostic kit (BioCov-19) di Bio Farma sebesar 200.000 tes kit per bulan atau sekitar 50.000 tes kit per pekan.

Kapasitas itu, kata dia, memungkinkan diperbesar dengan menambah peralatan otomatis untuk melakukan proses produksinya, sedangkan di Bio Farma saat ini masih manual menggunakan operator dengan jumlah personil 15-18 orang. Dengan dilakukannya pengembangan teknologi ini, pemerintah berharap Bio Farma berhasil membuat PCR diagnostic kit itu mendorong industri farmasi lokal dapat terus berkembang.

"Kementerian BUMN terus mendorong supaya industri farmasi lokal itu berkembang dan produk-produk lokalnya terus ditambahkan," ujarnya.

Selain itu, PT Bio Farma membuat PCR diagnostic kit yang spesifik terhadap SARS-CoV-2 atau COVID-19 dan tetap mengacu pada WHO-CDC Protocol for Emergency Use, menggunakan 3 target gene yang disarankan, yakni Gene RdRP (RNA dependent RNA Polymerase), Nucleocapsid gene (Gene N), dan Gene RNase-P (RPP30) yang sebagai human gene control.


TEROPONG JUGA:

>Tak Lagi Mau Impor, Jokowi Instruksikan Produksi Massal Alkes Covid-19 Akhir Mei

>Arya Sinulingga Duga Ada Mafia Impor Ventilator


Arya menjelaskan Kit yang diproduksi PT Bio Farma ini telah diuji pendahuluan untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitasnya. Uji pendahuluan ini dilakukan oleh Tim Nusantics dan akan diulang oleh tim PT Bio Farma.

Sensitivitas merupakan limit deteksi terendah (LoD/Limit of Detection) yang bisa dideteksi oleh suatu kit, biasanya satuannya untuk Kit RT PCR adalah Copies number, ini menunjukkan berapa copy gen virus yang bisa dideteksi oleh kit ini. "Semakin kecil angkanya semakin sensitiv kit yang dibuat," kata dia.

Sedangkan Spesifisitas adalah kemampuan kit untuk membedakan gen virus target dengan virus sejenis lainnya. Jadi bila RT PCR ini dirancang untuk mendeteksi COVID maka hanya mendeteksi virus COVID saja, sehingga hasil salah positif karena virus lain tidak akan terjadi. Sementara akurasi dari suatu kit adalah validasi perbandingan kit yang dibuat dengan kit standar yang ditentukan oleh regulator (Dirjenfarmalkes RI).

Komparasi ini akan menghasilkan angka akurasi dalam satuan persen. Hasil dari uji pendahuluan, Kit RT PCR BioCov-19 itu memberikan hasil 50 copies virus ini akan dilakukan validasi ulang untuk menentukan apakah LoDnya masih bisa lebih turun lagi.

Berikutnya, menghasilkan spesifitas 100 persen. Ini memberikan garansi Kit ini sudah spesifik hanya untuk deteksi COVID-19. Dan tingkat akurasi 95 persen, (hasil masih sementara) studi uji komparasi sedang dilakukan oleh lab-lab rujukan dengan prototipe awal.

tag: #pcr  #covid-19  #bumn  #rapid-test  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement