JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pemerintah Inggris mulai meninggalkan tes swab untuk mendeteksi adanya virus Corona di dalam tubuh orang yang diperiksa. Pemerintah London beralih menggunakan tes air lur. Ini karena tes air liur lebih sederhana dan hasilnya lebih cepat. Sebab hasil bisa diketahui selang 2 hari – lebih cepat daripada tes swab dan metode reaksi rantai polimerase standar (PCR).
Ada pun Chronomics, Avacta, MAP Science dan Oxford Nanoimaging tes air liur itu untuk mendiagnosa adanya virus penyebab COVID-19.
Mereka juga bekerjasama dengan pemasok termasuk DNA Genotek, International Scientific Supplies Ltd, Isohelix dan produsen terkemuka lainnya, untuk mengembangkan kit pengumpul air liur yang dapat digunakan dengan metode PCR .
“Pengujian air liur berpotensi membuat orang lebih mudah untuk melakukan tes coronavirus di rumah, tanpa harus menggunakan penyeka,” kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
“Uji coba ini juga akan membantu kita mengetahui apakah pengujian rutin di rumah dapat menemukan kasus virus lebih awal.”
Seperti dilansir reuters.com (22/6/2020), tes air liur tidak menggunakan PCR. Menurut Hancock, tes swab memiliki kekurangan karena bisa memberhasil hasil false negative, Artinya orang yang diusap tenggorokannya belum tentu negatif meski hasilnya negatif.
Sebaliknya tes air liur yang menggunakan teknik RT-Lamp, diklaim pemerintah London telah terbukti sangat menjanjikan.
Namun demikian pemerintahan Boris Johnson akan menggunakan tes air liur sebagai studi percontohan dulu. Setiap pekan, pemerintah akan memeriksa 33.000-40.000 orang dengan tes air liur.
Selain itu, lebih dari 14.000 dokter dan pekerja kesehatan, pekerja penting lainnya dan staf universitas serta rumah tangga mereka di kota Southampton akan berpartisipasi dalam uji coba tersebut.