JAARTA (TEROPONGSENAYAN)- Di masa pandemi ini, UMKM bekerja keras menjaga kelangsungan dan kelancaran operasi bisnis. Melina Marpaung, Head of Commercial Zilingo, memberi saran untuk menjadi pertimbangan pebisnis agar bisa bertahan.
Pemilik usaha kecil diminta fokus pada bisnis inti. Seringkali pebisnis pemula tidak dapat membedakan konsep diversifikasi dengan menyediakan koleksi produk yang berbeda.
“Menambahkan produk atau layanan lain ke penawaran Anda bukanlah diversifikasi. Hal ini justru hanya membuang-buang waktu dan uang jika dilakukan tanpa mengevaluasi permintaan pasar yang tepat atau perilaku konsumen lokal," kata dia.
"Menginvestasikan waktu, uang, dan upaya yang tidak terpusat pada penawaran inti usaha pada akhirnya dapat merusak merek dan reputasi,” jelas Melina.
Cara lainnya adalah dengan mengikuti tren yang berubah, khususnya pada situasi pandemi yang terjadi tahun ini. “Terkadang, mengubah model bisnis Anda mungkin terlihat sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup. Anda dapat memulai dengan mengubah kategori produk, menyederhanakan proses pembayaran, dan lainnya. Dengan begitu, bisnis dapat terus beradaptasi dengan tren dan pola konsumsi dari konsumen,” tambah Melina
Perusahaan perlu meninjau inventaris yang merupakan parameter penting untuk mengevaluasi kesehatan bisnis m.
“Jika Anda memiliki terlalu banyak stok persediaan di gudang Anda, ini mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali stok. Mengurangi inventaris dapat membantu Anda menurunkan biaya inventaris tanpa mengorbankan kualitas barang yang terjual atau merepotkan pelanggan Anda,” ujar Melina.
Melina menambahkan, situasi ini mungkin timbul dengan beberapa kelebihan pesanan untuk produk jenis tertentu. Salah satu solusi yang layak adalah melakukan proses pengadaan produk dari pemasok lain dengan harga lebih baik.
Cobalah mencari alternatif dropshipper sehingga dapat menghilangkan biaya pengiriman dan gudang. Menemukan pemasok lain yang memberikan harga kompetitif dapat membantu proses pengadaan dan memangkas biaya operasional.
Tak kalah pentingnya, di saat krisis, pengusaha perlu menurunkan ekspektasi dari kinerja bisnis. Usahakan untuk memusatkan perhatian pada kelancaran operasi, selain keuntungan yang dapat diraih.
Berhati-hatilah dalam memprioritaskan kebutuhan dengan cara mengurangi pengeluaran, menghentikan proses inventaris sementara, dan tunda rencana ekspansi. Selain itu, persiapkan bisnis dengan rencana keuangan cadangan untuk mengantisipasi skenario kasus terburuk.
“Pastikan untuk selalu memantau keuangan dengan menganalisis laporan keuangan secara teratur. Ini untuk memastikan arus kas Anda tetap lancar. Hindari mengambil utang bisnis tanpa kemampuan untuk melunasinya. Dengan cara ini, Anda dapat mencegah bisnis dari tekanan finansial yang tidak semestinya atau bahkan kehabisan dana,” jelas Melina.
Pengusaha juga harus inovatif guna mencari cara baru menjangkau konsumen lewat bantuan teknologi.
Mulailah berjualan di pasar daring atau media sosial, atau bahkan menjual dalam jumlah besar untuk meningkatkan omset.
Pertimbangkan lebih banyak promosi, dan tingkatkan upaya pemasaran digital melalui strategi dan konten yang terjangkau namun menarik.