Berita
Oleh Givary Apriman pada hari Tuesday, 20 Okt 2020 - 06:19:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Rajin Lontarkan Kritik, Peneliti LIPI Sebut Kebijakan Pemerintah Kerap Tak Sejalan Dengan NU

tscom_news_photo_1603130306.jpg
Presiden Jokowi bersama Ketua PBNU Said Aqil Siraj (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Najib Burhani mengatakan kalau saat ini Nahdlatul Ulama sering melontarkan kritik pada pemerintahan Jokowi.

Seperti diketahui kalau, krmas Islam terbesar di Indonesia tersebut telah berulang kali mengkritik pemerintah meski sebelumnya NU ikut menyokong keberhasilan Jokowi ke tampuk kekuasaan republik ini.

"Nahdlatul Ulama sebelumnya telah memberikan dukungan penuh di belakang pemerintahan Joko Widodo. Kritiknya baru-baru ini terhadap keputusan presiden untuk melanjutkan jajak pendapat regional dan Omnibus Law menunjukkan keretakan," kata Burhani melalui keteranganya, Senin (19/10/2020).

Burhani menilai kalau kritikan demi kritikan yang dilontarkan oleh NU tersebut merupakan bentuk kekecewaan kepada pemerintahan saat ini.

Pasalnya, Presiden Jokowi tidak memberi kesempatan kepada kader NU untuk menjadi menteri agama yang malah diserahkan kepada kalangan militer Fachrul Razi.

Ketua umum PBNU Said Aqil Siradj, bahkan dinilai telah menunjukkan perpaduan antara keputusasaan, ketidakpedulian, dan sikap acuh tak acuh terhadap apa yang akan dilakukan Jokowi di masa jabatan keduanya.

"Yang memperparah masalah, hubungan NU dengan pemerintahan Jokowi semakin menurun, terutama dengan kebijakan Pilkada yang kontroversial dan Omnibus Law tentang Penciptaan Kerja (Undang-Undang Cipta Kerja). NU telah mengambil sikap untuk menantang pemerintah dalam dua masalah tersebut," tuturnya.

Selain itu, Pilkada serentak di tengah pandemi juga menjadi salah satu alasan kuat NU mengkritik pemerintahan bahkan NU juga mengeluarkan pernyataan resmi pada 20 September lalu agar pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum untuk menunda pemilu hingga krisis kesehatan mereda.

Dalam analisisnya, Burhani menyebut rekomendasi NU sering diabaikan oleh Presiden Jokowi sehingga ormas Islam ini merasa putus asa.

Oleh karenanya, Burhani tak keberatan jika NU telah kembali ke akarnya menjadi organisasi masyarakat sipil sebagai jembatan suara rakyat.

"Setelah sempat putus asa dengan pemerintahan Jokowi, NU bisa dikatakan telah kembali ke akarnya yang sudah lama berdiri sebagai organisasi masyarakat sipil," pungkasnya.

tag: #said-aqil-siraj  #pbnu  #jokowi  #pilkada-2020  #ruu-ciptaker  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Gerindra Bisa Panen Kemenangan Pada Pilkada Serentak di Papua

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 27 Jul 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai Partai Gerindra bisa meraih kemenangan besar dalam Pilkada Serentak ...
Berita

Langkah Puan dan DPR Dialog dengan Negara Melanesia Dinilai Sebagai Upaya Jaga Papua

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin DPR bertemu negara-negara rumpun Melanesia dengan salah satu poin pembahasan adalah terkait perkembangan di Papua. Hal ini dinilai ...