JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap optimistis okupansi hotel pada libur akhir tahun bisa mencapai 90 persen. “Perlu dicatat bahwa angka 90 persen ini bukan dari total kamar yang ada di sebuah hotel, tetapi dari total kamar yang diizinkan untuk dioperasionalkan pada masa pandemi yaitu 70 persen dari total kamar,” kata Ketua DPD PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Minggu (5/12).
Menurut dia, puncak okupansi tersebut akan terjadi pada 28 Desember hingga 2 Januari 2020, sedangkan grafik kenaikan tamu untuk libur panjang akhir tahun sudah akan terjadi sejak 20 Desember.
Deddy mengatakan optimisme yang cukup tinggi tersebut disebabkan berbagai faktor, diantaranya masyarakat juga tetap membutuhkan waktu untuk berlibur pada masa pandemi COVID-19. “Banyak wisatawan yang menyampaikan bahwa berlibur tetap diperlukan. Sehat tidak hanya sehat jasmani tetapi sehat rohani dengan cara berlibur melepaskan penat,” katanya.
Hingga saat ini, lanjut Deddy, tamu yang menginap di hotel di DIY masih didominasi wisatawan yang berasal dari Pulau Jawa, paling banyak berasal dari Jawa Tengah, baru kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. “Tetapi ada juga tamu dari luar Pulau Jawa seperti dari Lampung juga cukup banyak, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat serta dari Kalimantan Timur,” katanya.
Ia pun memastikan bahwa seluruh pelaku usaha hotel dan jasa akomodasi pariwisata akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat melayani tamu guna mencegah potensi penularan COVID-19, baik ke tamu maupun ke karyawan hotel dan restoran. “Kami belajar banyak dari pengalaman menerima tahu sejak Agustus hingga Oktober. Pada saat itu masih banyak tamu yang merasa sudah nonr eaktif dari hasil rapid test lalu tidak menjalankan protokol kesehatan yaitu tidak pakai masker,” katanya.
Sesuai protokol yang berlaku, maka tamu tersebut akan diingatkan untuk memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya. “Jika masih tidak patuh, maka kami tidak akan menerimanya sebagai tamu,” katanya.
Virtual Four
Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret memberikan dampak pada sektor pariwisata dan diperkirakan hingga akhir 2020 total kunjungan wisatawan ke Yogyakarta tercatat 1,1 wisatawan atau turun sekitar 70 persen dari target.
Untuk meningkatkan jumlah wisatawan, berbagai upaya untuk tetap menggencarkan promosi pariwisata di tengah pandemi COVID-19 terus dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Salah satunya dalam bentuk virtual tour 360 yang bisa diakses melalui kanal Youtube Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
“Ini pertama kali kami buat. Harapannya, bisa menjadi promosi pariwisata sekaligus mengobati rasa kangen atau rindu bagi wisatawan yang sudah lama tidak berkunjung ke Yogyakarta,” kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yurnelis Piliang di Yogyakarta, Minggu.
Dengan mengakses video tur virtual tersebut, lanjut dia, wisatawan bisa mengetahui gambaran terkini kondisi Yogyakarta khususnya fasilitas pendukung pariwisata seperti bandara, stasiun kereta api, akomodasi hotel, dan homestay.
Selain itu juga disajikan video yang menampilkan sejumlah destinasi wisata dan kuliner khas Yogyakarta, termasuk penerapan protokol kesehatan yang wajib diikuti wisatawan saat berkunjung.
Video tur virtual 360 tersebut memungkinkan wisatawan yang mengakses kanal youtube Dinas Pariwisata melihat suasana di destinasi wisata secara menyeluruh.
Cukup dengan menggerakkan gawai ke atas-bawah kanan-kiri atau menggeser layar, maka wisatawan bisa melihat secara utuh suasana di sebuah destinasi wisata atau fasilitas pendukung pariwisata.
“Pada dasarnya video ini dibuat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan lama tinggal di masa yang akan datang, terutama saat situasi sudah benar-benar normal dan pandemi bisa dikendalikan,” katanya.
Selain membuat video tur virtual 360, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta juga sudah membuat video tentang kampung wisata, menampilkan 17 kampung wisata yang ada di kota tersebut.
“Setiap video berisi potensi wisata di tiap kampung yang sangat unik, baik dari sisi heritage, kuliner, atraksi budaya dan objek wisata,” katanya.