JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo mengatakan, kiprah BUMN Waskita Karya dalam hal pembangunan infrastruktur layak diberikan apresiasi.
Pasalnya, kata dia, banyak manfaat atau dampak positif yang dirasakan masyarakat dengan adanya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Waskita Karya selama ini.
"Mungkin ada yang belum mengetahui mengenai apa itu Waskita Karya. Paling mudah kita lihat di jalan-jalan tol yang beberapa di antaranya dibangun oleh Waskita. Waskita ini sudah ada dari jaman Belanda, tetapi menjadi perusahaan terbuka baru di 2012. Waskita tidak hanya membangun jalan tol saja Bapak dan Ibu, tetapi juga ikut serta membangun bendungan, kelistrikan, bangunan gedung, bandar udara, dan jalur perkeretaapian. Jadi hampir semua infrastruktur itu Waskita ini yang bangun. Maka dari itu, kita melihat bahwa Waskita ini punya peranan penting bagi pembangunan infrastruktur kita," papar Pelawak ini saat sosialisasi dihadapan konstituennya, Rabu (19/04/2023).
Eko menambahkan, selaku mitra kerja Waskita Karya, pihaknya akan senantiasa memberikan dorongan agar BUMN tersebut memberikan manfaat positif kepada rakyat.
"Saya juga punya keseriusan agar bisa mendorong BUMN dapat menjadi lebih baik dan bisa berdampak positif bagi masyarakat di Indonesia," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Eko juga sedikit mengulas mengenai anak usaha dari Waskita Karya yaitu Wasita Karya Toll Road.
Diketahui, perusahaan tersebut berdiri pada 19 Juni 2014, PT Waskita Toll Road (WTR) merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang bergerak di bidang investasi jalan tol. Pada tahun 2018, WTR berhasil meraih prestasi dengan kepemilikan 18 ruas tol dengan total panjang hingga 1.019 Km.
"Dengan membangun ruas-ruas tol baru dan mengambil alih proyek ruas tol yang belum berjalan, Waskita Toll Road ini berhasil mendorong pertumbuhan arus distribusi logistik maupun masyarakat yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di mana ruas-ruas tol tersebut berada," ungkap Eko.
Dalam lingkup bisnisnya, tambah Eko, Waskita Toll Road fokus melakukan asset recycling pada ruas-ruas tol tersebut kepada investor strategis.
"Saat ini, perusahaan ini memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 Km yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera," terang dia.
Eko menjelaskan, Waskita Toll Road memiliki visi untuk menjadi perusahaan investasi jalan tol terkemuka di Indonesia. Hal ini dicapai melalui sumber daya manusia yang kompeten, sistem teknologi yang terintegrasi, sinergi dengan rekan bisnis, serta inovasi yang dijalankan sesuai dengan nilai-nilai AKHLAK. AKHLAK itu singkatan Bapak dan Ibu dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
"Ke depannya, Waskita Toll Road fokus dalam merealisasikan aksi korporasi serta mempercepat penyelesaian konstruksi ruas-ruas tol yang sedang dibangun. Hal ini sejalan dengan misinya dalam membangun ruas-ruas tol yang terintegrasi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Sumatera," kata dia.
Saat ini, ungkap Eko, Waskita Karya sedang melakukan divestasi yang nantinya akan diprioritaskan untuk dikerjasamakan dengan Indonesia Investment Authority (INA), seperti yang sudah dilakukan terhadap Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang milik PT Waskita Toll Road.
"Banyak manfaat yang bisa kita rasakan berkat Waskita ini. Kalau bicara jalan tol, kita melihat misalnya Jalan Tol Trans Jawa yang dari Jakarta ke Surabaya, itu biasanya seharian kita baru sampai, sekarang cuman 12 jam saja sudah sampai di Surabaya dari Jakarta. Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Palembang) dari yang 12 jam menjadi 6 jam. Jadi ini manfaatnya bukan hanya kalau kita mudik lebaran saja, tapi akses untuk mengantar logistik, barang, sayur misalnya itu semakin cepat. Bapak dan Ibu yang punya usaha juga sekarang lebih mudah karena infrastruktur jalan tol sudah dibangun oleh Waskita ini," ucap Pelawak itu.
"Saya sendiri melihat dan memberikan apresiasi terhadap segala kontribusi aktif yang dilakukan oleh Waskita Karya dalam membangun negeri dengan senantiasa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan konstruksi," tambahnya.
Eko menganggap, sebagai perusahaan milik Pemerintah, bahwa Waskita memiliki fungsi sebagai katalisator pembangunan di tanah air, sehingga sangat berperan strategis dalam mendukung program Pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional melalui pembangunan infrastruktur yang diarahkan untuk penyediaan layanan dasar, peningkatan konektivitas, serta dukungan pemulihan ekonomi.
Menurutnya, ketersediaan infrastruktur yang tepat sasaran dan berkualitas menjadi salah satu solusi untuk mempertahankan daya beli masyarakat serta menopang stabilitas ekonomi nasional di tengah pandemi.
"Saya terus mendukung Waskita yang terus berupaya untuk meningkatkan perannya dalam berkontribusi nyata di bidang pembangunan infrastruktur sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saya kira hal itu menjadi bukti komitmen Waskita agar keberadaannya di tengah masyarakat benar-benar bisa memberikan manfaat luas bagi masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik," ujarnya.
Eko melihat bahwa selama ini Waskita senantiasa meningkatkan perannya sebagai katalisator pembangunan di tanah air melalui karya-karya yang bermutu dan memiliki manfaat luas bagi masyarakat. Lebih dari setengah abad, Waskita telah berkontribusi nyata dalam membangun negeri melalui sejumlah proyek skala besar dan monumental di seluruh Indonesia yang manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat.
"Hal yang membanggakan adalah eksistensi Waskita dalam industri konstruksi, tidak hanya di Indonesia, namun sejak 2006, Waskita telah mengembangkan segmen pasarnya ke luar negeri," ungkapnya.
Waskita sendiri, ungkap dia, di bulan Desember tahun ini akan menyelenggarakan Rights Issue alias penerbitan saham baru dengan target dana sebesar Rp3,98 triliun.
"Seluruh dana yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp3,0 triliun akan digunakan untuk penyelesaian dua ruas tol eksisting Perseroan, dan dana publik sebanyak-banyaknya sebesar Rp980 miliar akan digunakan sebagai modal kerja dan capex untuk Perseroan maupun anak perusahaan," kata dia.
Sepanjang 2021, ungkap Eko lagi, Waskita Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk empat ruas tol antara lain Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, Cinere-Serpong, dan Cibitung-Cilincing.
Sedangkan sepanjang 2022, Waskita Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk tiga ruas tol antara lain Cimanggis-Cibitung, Kanci-Pejagan, dan Pejagan-Pemalang.
Selain itu, kata dia, Waskita juga membuat bendungan. Waskita ini telah menyelesaikan pembangunan bendungan Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Gondang di Jawa Tengah, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Way Sekampung di Lampung.
Selain itu Waskita juga tengah membangun beberapa bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain, Bendungan Rukoh di Aceh, Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat, Bendungan Karian di Banten, Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan, Bendungan Jlantah di Jawa Tengah, Bendungan Bener di Jawa Timur, Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, dan Bendungan Margatiga di Lampung.
"Manfaat pembangunan bendungan tersebut antara lain sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air, sumber irigasi, sumber air bersih bagi masyarakat, dan pengendali banjir," ucapnya.
Selain bendungan, kata dia, BUMN ini terlibat di sektor listrik. Waskita saat ini tengah membangun jaringan transmisi 500 kV di Sumatera yang bertujuan untuk mengalirkan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara di bagian selatan ke bagian utara Pulau Sumatera.
Listrik dialirkan menggunakan jalur transmisi dengan jumlah total sebanyak 1.574 tower transmisi 4 sirkit yang membentang sepanjang 681,43 km dari Muara Enim, Sumatera Selatan sampai dengan Perawang, Riau.
Proyek pembangunan transmisi 500 kV di Sumatera ini terdiri dari tiga paket. Paket I mencakup 556 tower transmisi yang membentang sepanjang 244 km dari New Aur Duri sampai dengan Peranap, paket II mencakup 379 tower transmisi yang membentang sepanjang 160,59 km dari Peranap sampai dengan Perawang, dan paket III mencakup 639 tower transmisi yang membentang sepanjang 276,84 km dari New Aur Duri sampai dengan Muara Enim.
Waskita juga telah menyelesaikan beberapa proyek masjid antara lain Pengembangan Pelebaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Baiturrahman Semarang di Jawa Tengah, dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di Jawa Tengah. Sedangkan untuk apartemen, Waskita telah menyelesaikan beberapa proyek Vasak di Tangerang, Medan, Surabaya dan Jakarta.
Waskita juga membangun Bandara, salah satunya di sini Soekarno-Hatta dari Terminal 1 sampai Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta. Waskita juga membangun bandara di luar Jakarta seperti Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, serta Runway, Apron, Taxiway Bandara APT Pranoto Samarinda Kalimantan Timur, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur. Manfaat pembangunan bandara tersebut antara lain adalah peningkatan jumlah pergerakan pesawat per hari, peningkatan jumlah penumpang per hari, dan peningkatan pergerakan kargo per hari.
Pada sektor jalur perkeretaapian, Waskita telah menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana kereta api antara lain Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan dan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta. LRT Sumatera Selatan membentang sepanjang 23,4 Km melewati 13 stasiun antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Punti Kayu, Stasiun RSUD Palembang, Stasiun Garuda Dempo, Stasiun Demang, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Dinas Perhubungan, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Polrestabes, Stasiun Jakabaring Sport City, dan Stasiun DJKA. Jalur LRT Sumatera Selatan ini dibangun dalam rangka mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Sedangkan untuk Jalur Kereta Bandara Soekarno Hatta, pekerjaan Waskita mencakup pekerjaan lintasan double track dari Manggarai sampai Bandara Soekarno Hatta sepanjang 36 Km serta pekerjaan gedung Stasiun BNI City, Stasiun Duri, Stasiun Batuceper, dan Stasiun Bandara Soekarno Hatta. Selain itu Waskita juga mengerjakan lima jembatan masing-masing di lokasi Jembatan Daan Mogot Jakarta Barat, Jembatan Union Jakarta Barat, Jembatan Pembangunan Tangerang, Jembatan Garuda Tangerang, dan Jembatan AP2 Tangerang.
Yang hebatnya lagi, selain di dalam negeri, Waskita ini juga mengerjakan proyek di luar negeri. Waskita telah menyelesaikan antara lain King Faisal Specialist Hospital & Research Centre, King Abdullah Financial District, Burj View Development, dan Mataf Masjidil Haram di Arab Saudi, Abu Dhabi Financial Center, dan Legend Plaza Residential Apartment di Uni Emirat Arab, Bandara Suai dan Jalan Oecusse di Timor Leste.
"Saya tidak ingin berpanjang lebar dalam kegiatan sosialisasi ini. Di awal saya sudah menjelaskan peran saya sebagai anggota DPR Komisi VI ini yang punya mitra dengan Kementerian BUMN. Kita mendengar juga bagaimana Waskita Karya ini sudah membangun segala macam infrastruktur yang keren dan berkualitas. Tetapi tentu kita juga melihat masih ada pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh BUMN ini.
"Dalam kegiatan sosialisasi ini, saya juga ingin dengar keinginan dan juga aspirasi dari dari bapak dan ibu, supaya saya bisa bantu untuk sampaikan kepada Kementerian. Siapa tahu ada yang merasa bahwa BUMN ini tidak memiliki dampak pada kehidupan bapak dan ibu saat ini. Inshaallah, nanti aspirasinya akan saya coba perjuangkan ketika rapat dengan Kementerian BUMN dan ketika bertemu dengan Pak Menteri Erick," kata Pelawak ini menutup acara kegiatan sosialisasi.