Oleh Sahlan Ake pada hari Rabu, 06 Des 2023 - 16:25:38 WIB
Bagikan Berita ini :

Puan Desak Pemerintah Perkuat Sistem Peringatan Dini Antisipasi Bencana Alam

tscom_news_photo_1701854738.jpg
Puan Maharani (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak Pemerintah untuk menyempurnakan langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi ancaman bencana alam. Ia menekankan pentingnya upaya pencegahan dengan sistem peringatan dini guna melindungi keselamatan masyarakat.

"Dalam menghadapi potensi bencana alam, penting sekali untuk merancang dan mengimplementasikan strategi mitigasi demi menghindari jatuhnya korban jiwa," kata Puan, Rabu (6/12/2023).

Seperti diketahui, Gunung Marapi di Sumatera Barat tiba-tiba mengalami erupsi pada Minggu (3/12) sore yang menyebabkan 75 pendaki terjebak. Hingga kini proses pencarian dan evakuasi pendaki masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Hingga hari ini, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 23 jenazah para pendaki di mana 16 di antaranya berhasil diidentifikasi. Satu orang pendaki dilaporkan masih belum berhasil dievakuasi, sementara sisanya telah dievakuasi dengan selamat.

Kurangnya sistem peringatan dini bencana alam bukan hanya terjadi pada erupsi Gunung Marapi, namun juga banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut). Akibat bencana tersebut, 12 orang dilaporkan hilang.

Sejauh ini, sudah ada dua korban yang telah ditemukan. Adapun dua korban yang ditemukan itu dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia.

Menanggapi bencana alam di berbagai daerah dengan kurangnya sistem peringatan dini, Puan menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyelaraskan data potensi bencana alam.

"Sinergitas antara Pemda dan Pemerintah pusat harus menjadi perhatian lebih agar bisa saling memberikan informasi terkini mengenai potensi bencana yang dapat terjadi, guna memastikan respons cepat dan tepat saat terjadi ancaman," sebut mantan Menko PMK itu.

Puan juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas lembaga-lembaga terkait dalam merancang skenario mitigasi yang berbasis pada riset ilmiah dan pengalaman lapangan.

"Pemerintah harus mampu membaca pola-pola bencana secara lebih presisi, sehingga upaya mitigasi yang diambil dapat lebih efektif," ungkap Puan.

DPR pun disebut akan terus mengawal adanya peningkatan mitigasi dan sistem peringatan dini bencana alam. Puan menegaskan, keselamatan dan keamanan rakyat menjadi prioritas dewan.

"Apalagi saat ini beberapa wilayah sudah memasuki musim penghujan, di mana potensi tingkat kerawanan bencana semakin tinggi. DPR mengimbau kepada kepala daerah yang wilayahnya berpotensi menghadapi bencana alam, untuk siaga bencana,” ujarnya.

“Kita tidak bisa main-main dengan keselamatan warga. Negara harus hadir memberi perlindungan bagi rakyat dari setiap potensi bencana. Pemerintah dalam hal ini harus meningkatkan sistem peringatan dini di semua daerah untuk meminimalisir jatuhnya korban,” tambah Puan.

Di sisi lain, peremuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini mendorong TNI/Polri untuk meningkatkan kerja sama dengan BNPB, BMKG, Basarnas, tim relawan dan stakeholder terkait lainnya dalam rangka siaga bencana di musim penghujan. Terutama, kata Puan, untuk daerah-daerah rawan bencana.

“Semua pihak harus bekerja sama dengan baik dan selalu siaga sehingga dapat segera bergerak apabila terjadi bencana alam,” tegas cucu Bung Karno tersebut.

Khusus untuk aparat penegak hukum, Puan mengingatkan untuk meningkatkan pengawasan demi menghindari pencurian alat maupun infrastruktur peringatan dini bencana.

"Bagi aparat penegak hukum, pengamanannya harus lebih ditingkatkan lagi untuk mencegah alat pendeketsi dicuri yang mengakibatkan tidak adanya peringatan bagi masyarakat," imbau Puan.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan alat pendeteksi di Stasiun Pemantauan Gunung Api Marapi (GGSL) beberapa kali dicuri. Pada tahun ini saja sudah terjadi dua kali pencurian alat pemantau di Stasiun Guguak Solang.

Pada 30 Maret 2023, rekaman seismik dari stasiun pemantauan terputus. Lalu kejadian kedua terjadi pada 25 September 2023, di mana efek yang ditimbulkan sama pada kasus pertama.

Untuk itu, Puan mengajak semua elemen bangsa, baik itu dari warga sendiri, Pemerintah yang didukung DPR, organisasi masyarakat, dan pihak-pihak lainnya untuk bahu-membahu dan berkolaborasi membangun kesiapsiagaan bencana alam.

Puan meyakini optimalnya kolaborasi akan semakin memperkuat sistem mitigasi dan peringatan dini sehingga dapat semakin menekan risiko bencana alam, yang juga menghindari jatuhnya korban jiwa.

“Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan, serta kesadaran dari masyarakat mengenai ancaman bencana alam harus tetap berlanjut. Dari generasi ke generasi, jangan sampai terputus. Hal ini penting karena bencana alam bisa datang sewaktu-waktu," terangnya.

“Untuk membangun kesadaran dan tingkat pemahaman terhadap bencana alam, tugas Pemerintah untuk terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada rakyat. Dengan begitu, masyarakat bisa semakin waspada terhadap potensi bencana alam,” tutup Puan.

tag: #dpr  #puan-maharani  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement