Oleh Faizal Assegaf pada hari Selasa, 04 Jun 2024 - 09:44:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Dulu ASEMKA, Kini Tapera, Kebijakan Maling Jokowi

tscom_news_photo_1717469049.jpg
Faizal Assegaf (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Gemar menipu dan mencuri dalam praktek kekuasaan Jokowi menjadi tabiat. Mirip cerita kawanan tikus di gorong-gorong: Sangat licik, lincah dan super rakus.

Usai berbohong soal proyek mobil fiktif ESEMKA, menumpuk utang luar negeri, garong anggaran Covid-19, pesta rampok aneka tambang — kini bernafsu maling uang rakyat melalui modus Tapera. Luar biasa brengsek!

Aktor utamanya masih terpusat pada Joko Widodo. Bahkan jauh sebelum jadi Presiden, praktek "politik pinokio" terlibat skandal Trans Jakarta senilai 1,5 triliun. Setelah naik ke level kekuasaan nasional, aneka mega korupsi bebas dilakoni.

Lumpuhnya peran pengawasan DPR, BPK dan berujung KPK dimandulkan, membuat rezim Jokowi makin semena-mena. Celakanya nyaris para elite partai di lingkar kekuasaan terlibat rupa macam kasus dan dirantai di pagar Istana.

Joko Widodo menjadi sentrum kekacauan bernegara. Warga Rempang tergusur dan merintih atas hak tanah mereka. Rakyat Papua, TNI dan Polri menjadi korban kekerasan berdarah. Di sejumlah daerah lainnya, kekayaan alam dirampok.

Lebih mengerikan, berbagai aset dan keuangan BUMN menjadi lapak empuk kejahatan KKN ratusan triliun. Bahkan sederetan kementerian terseret pesta-pora anggaran negara. Bagi-bagi proyek mengalir ke pundi-pundi elite partai.

Di sisi lain, arus kejahatan korupsi dan kolusi membuat jejaring oligarki bebas mendulang faedah. Hanya dalam waktu hampir 10 tahun, kekayaan sejumlah konglomerat meroket ratusan bahkan ribuan triliun, luar biasa fantastik.

Di tengah perlombaan menguras kekayaan alam dan sumber ekonomi, dinasti Jokowi makin semena-mena. Anak, mantu dan ipar terlibat berburu jabatan kekuasaan. Watak nepotisme yang sangat agresif dan tanpa malu.

Bahkan jelang turun dari kekuasaan, Jokowi dan dinasti politiknya makin menggila. Muncul upaya "kebijakan maling" uang rakyat melalui modus Tapera (Tabungan Perubahan Rakyat). Wajar bila rakyat melakukan perlawanan.

Waspada: Dulu ESEMKA, Kini Tapera…!

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Transformasi Laut Cina Selatan

Oleh Radhar Tribaskoro (Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia)
pada hari Selasa, 03 Des 2024
Baru-baru ini rencana kerjasama pembangunan (Joint Development) Indonesia - China di Laut Cina Selatan mendapat kritik lagi. Kali ini dari Majalah The Economist yang cukup berwibawa. Majalah itu ...
Opini

Nausea Fufufafa, Distopia Indonesia

Rakyat Indonesia bakal menderita nausea berkepanjangan, jika Fufufafa terus menjadi orang nomor dua. Nausea adalah istilah medis yang merujuk pada perasaan tidak nyaman, pening kepala dan mual perut, ...