JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan bahwa komoditas batu bara selalu jadi primadona andalan bagi pendapatan nasional dan salah satu penyumbang terbesar devisa negara.
Artinya, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini menilai batu bara saat ini masih menjadi salah satu penopang utama perekonomian RI.
Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi positif Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang mengakui komoditas batu bara jadi penyelamat di tengah gonjang-ganjing dunia.
Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, dengan produksi tahunan yang mencapai ratusan juta ton.
"Saya kira produksi batu bara dalam negeri juga telah mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni sebesar 775 juta ton pada tahun 2023 lalu," tandas Mukhtarudin, Senin 9 September 2024.
Mukhtarudin mengaku tingginya produksi batu bara sepanjang tahun 2023 tersebut dikarenakan angka permintaan batu bara baik untuk konsumsi dalam negeri (DMO) ataupun permintaan batu bara luar negeri (ekspor) naik.
"Oleh karena itu DPR berharap komoditas batu bara ke depannya akan selalu menjadi salah satu komoditas unggulan pendapatan RI," pungkas Mukhtarudin.
*Kontribusi Signifikan*
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan komoditas batu bara merupakan salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia.
"Sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara," tandas Bahlil.
Bahlil mengungkapkan bahwa meskipun kondisi ekonomi global masih tidak menentu, dengan beberapa negara mengalami resesi dan pertumbuhan ekonomi yang belum optimal.
Namun, lanjut Bahlil, Indonesia berada dalam posisi yang baik di antara negara-negara G20.
"Kita harus bangga di negara G20 kita masih yang terbaik," kata Bahlil di acara Coaltrans Asia 2024.
Ketum Golkar ini mengatakan Indonesia setidaknya berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%, sementara inflasi tetap terkendali di bawah 3%. Salah satu sektor yang berperan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi ini yaitu komoditas batu bara.
"Sudah barang tentu ekonomi yang baik itu banyak yang menopang salah satunya diantaranya adalah sektor pertambangan khususnya batu bara," kata dia.
Bahlil mengaku banyak negara akan berpikir kreatif. Khususnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, hal ini harus dilakukan tanpa mengesampingkan konsensus global, terutama terkait isu-isu besar seperti perubahan iklim dan target Net Zero Emission (NZE).
"Kita tahu ada NZE yang harus kita lakukan pada 2060. Indonesia sendiri canangkan 2060 untuk ke sana butuh proses dan bertahap. Di Indonesia sendiri batu bara salah satu komoditas unggulan penyumbang pendapatan negara," pungkas Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.