Berita
Oleh Yunan Nasution pada hari Kamis, 06 Agu 2015 - 20:43:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Sebut Muktamar NU Ilegal, Hasyim Muzadi Tak Akui Said Aqil

1HasyimMuzadi.jpg
Hasyim Muzadi (Sumber foto : Istimewa)

MALANG (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, saat ini PBNU vakum dari kepemimpinan, bahkan kekosongan pemimpin ini akan terjadi sampai digelar kembali muktamar untuk memilih calon ketua umum yang legal.

"Saya tegaskan sekali lagi bahwa PBNU sekarang ini vakum. Organisasinya memang ada, tapi pemimpinnya tidak ada sampai ada muktamar lagi," ujarnya kepada wartawan di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2015).

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menilai, pengurus wilayah dan cabang memiliki hak hukum dan hak memilih untuk menggelar kembali muktamar.

Oleh karena, ia menegaskan, muktamar yang digelar di Jombang yang baru usai itu tidak sesuai aturan, prosedur, serta tidak tertib, bahkan bisa dikatakan cacat hukum karena esensi prosedur organisasi tidak dilalui secara normal.

Selama kepemimpinan vakum, ia menyatakan, tidak ada tokoh atau siapa pun bisa mengatasnamakan PBNU sampai digelar muktamar ulang yang konstitusional.

Pengurus wilayah atau di bawahnya, menurut Hasyim, tidak perlu khawatir akan terjadi pembekuan maupun perombakan (reshuffle) pengurus wilayah karena saat ini PBNU-nya sendiri vakum.

Ia menceritakan, dirinya tidak bersedia untuk dicalonkan sebagai Rais Aam dari forum yang diikuti 29 wilayah yang sebenarnya memenuhi kuorum di Pondok Pesantren Tebuireng.

"Kalau saya terima pencalonan itu, NU akan pecah. Begitu juga ketika saya menerima pencalonan dari forum yang digelar di alun-alun karena statusnya cacat hukum. Apakah bisa masuk akal dua forum mengaku semua kuorum? Ini bagaimana?," tutur mantan calon wakil presiden Megawati Soekarnputri itu.

Meski ada 29 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang keluar dari muktamar di alun-alun Jombang dan bergabung ke kubu Salahuddin Wahid di Tebuireng, Hasyim Muzadi membantah bahwa NU pecah, sebab tidak ada muktamar tandingan atau NU tandingan.

Yang terjadi, menurut dia, adalah gerakan pemurnian NU dari penyusupan ideologi atau aliran pemikiran yang merusak keimanan dan perilaku petualang (adventurer) para politisi.

"Gerakan pemurnian ini akan menjadi arus besar di dalam NU karena seluruh wilayah dan cabang menyaksikan sendiri bagaimana selama proses muktamar, muktamirin diperlakukan semena-mena mulai dari sulitnya pendaftaran, rekayasa persidangan, dan perlakuan kasar terhadap para ulama dan kiai," ujarnya.

Ia menimpali, "Hikmahnya adalah semua warga NU bisa mengetahui betapa bahayanya penyusupan yang dilakukan secara komprehensif."

Hasyim mengemukakan bahwa dirinya juga memberikan apresiasi atas mundurnya atau penolakan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) saat dicalonkan sebagai Rais Aam PBNU, karena menunjukkan dirinya tidak ingin menjabat dari sebuah proses abal-abal.

Dia pun mengungkapkan kekecewaannya karena selama proses Muktamar NU yang dinilai tidak sesuai dengan aturan organisasi.

"Dengan kondisi seperti sekarang ini, wilayah dan cabang NU memiliki kewajiban untuk segera mengadakan muktamar ulang yang konstitusional," tutup Hasyim.

Seperti diketahui, Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur telah menetapkan KH Maruf Amin sebagai Rois Aam dan Said Aqil Siradj sebagai ketua umum PBNU.(yn/ant/b2)

tag: #muktamar nu  #hasyim muzadi  #said aqil  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement