JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ini penuturan Arsul Sani, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tentang gundahnya sebagian anggota DPR setelah Presiden Jokowi mengirim surat yang mencalonkan Komjen Budi Gunawan kepada pimpinan DPR. Surat diterima pada Jumat (9/1/2015) pukul 20.00.
Saat itu, para anggota DPR siap-siap mengakhiri masa reses sekaligus akan mengawali masa persidangan pada hari Senin (12/1/2015). Itulah awal mula para anggota DPR di Senayan merasakan adanya bola panas yang dilempar dari Istana ke Senayan. Bola menggelinding cepat karena selain Istana dan Senayan juga banyak yang ikut menendang.
Saat dibacakan dalam Rapat Paripurna pembukaan masa persidangan I/2015, bisa dikatakan suasana sudah mulai menghangat. Meski dipermukaan tampak tenang, namun isu mulai berseliweran. Tendangan KPK pada hari Selasa (13/1/2015) yang menetapkan Komjen BG sebagai tersangka membuat bola yang dilempar mulai membara.
"Para anggota DPR dihadapkan situasi yang dilematis. Jika tidak disetujui berpotensi memicu perpecahan dan keributan lagi di internal DPR. Sebab, fraksi yang mengusung BG dukungannya tergolong kencang. Maka teman-teman berpandangan lebih baik balikin saja bola panas kepada yang melempar yaitu Presiden," ujar Arsul kepada TeropongSenayan, Sabtu (17/1/2015).
Selain itu, menurut Arsul, selama ini atau tradisinya DPR memang menyetujui calon Kapolri yang diusulkan oleh Presiden. Sehingga, kalau DPR menolak akan muncul pandangan parlemen tidak menghargai atau menjegal lembaga Kepresidenan. Menariknya, fraksi KIH dan KMP kompak menyetujui usulan Presiden Jokowi.(bersambung)(ris)