JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah universitas di Indonesia, Senin (18/5/2015) malam.
Usai bertemu Presiden Jokowi, Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Andi Aulia Rahman mengungkapkan, pihaknya batal melakukan demo besar-besaran besok, Rabu (20/5/2015) lantaran disinyalir ada isu 'penumpang gelap' dengan agenda menggulingkan Jokowi. (Baca: Meski Diundang Lagi ke Istana, HMI Siap Lancarkan Aksi 20 Mei)
Namun, janji dia, gabungan mahasiswa tetap akan turun ke jalan pada Kamis (21/5/2015).
"Kami awalnya mau demo tanggal segitu, tapi ternyata tanggal 20 ada yang mainin isu lengserkan Presiden. Makanya, kami jadi tanggal 21," kata Andi di kantor presiden, Senin (18/5/2015) malam.
Andi menegaskan, gerakan mahasiswa kali ini tidak membawa misi melengserkan pemerintahan yang sah, melainkan ingin mengkritisi sejumlah kebijakan yang tidak pro rakyat. (Baca: Besok, Jokowi Didemo Besar-besaran, Ini Pesan Menteri Tedjo)
"Kami berbeda dengan pergerakan tahun '98 dan '66. Kami tidak ingin gerakan mahasiswa selalu dikaitkan dengan turunnya rezim. Kami ingin membangunkan presiden tentang persoalan di depan mata. Terlalu dini untuk mengeluarkan hal itu (pelengseran presiden)," kata Andi.
Ia mengklaim, sejumlah perwakilan yang hadir di Istana semalam pun, yakni dari UI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Parahyangan, Universitas Padjadjaran, Universitas Trisakti, dan Universitas Atmajaya, bersepakat untuk tidak melakukan aksi pada Rabu besok.(yn) (Baca: Petinggi DPR Dukung Aksi 20 Mei untuk Koreksi Jokowi-JK)