Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Minggu, 29 Mar 2020 - 19:18:38 WIB
Bagikan Berita ini :

Tes Cepat Virus Corona, Perlu Tidak?

tscom_news_photo_1585484318.jpg
Pemeriksaan dengan tes cepat Corona (Sumber foto : )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pemerintah belakangan ini memutuskan mengunakan tes cepat untuk mendeteksi adanya virus Corona di tubuh manusia. Sebanyak 1 juta tes cepat diimpor dan sebagian sudah disebarkan ke sejumlah wilayah.

Di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil membagikan tes cepat dan meminta warga Jawa Barat untuk mendatangi lokasi-loaksi tes masif yang ditunjuk. Di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang diminta untuk mendatangi Stadion Patriot Bekasi.

Pelaksanaan tes cepat (rapid test) untuk mendeteksi virus corona oleh Pemerintah Kota Bogor di halaman Gelanggang Olah Raga (GOR) Pajajaran Kota Bogor, Sabtu (28/3).

Rapid testyang diikuti 145 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) menghasilkan tiga kasus positif dan 142 lainnya negatif.

Terhadap orang berstatus ODP yang hasil tesnya negatif, diminta Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun, terhadap tiga orangpositif akan dilakukan tes lanjutan yakni tes swab dengan polymerase chain reaction (PCR) di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Bogor untuk mengetahui hasil lebih lanjut.

Di Bogor, tes cepat malah dikabarkan mulai dijajakan lewat penjualan daring. Padahal pemerintah melarang tes cepat dijual secara bebas karena kawatri disalahgunakan.

Lalu di Jawa Timur, sebanyak 18.400 tes cepat massal virus corona telah dibagikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke sejumlah kabupaten/kota.

"Tujuannya untuk orang yang berisiko tinggi yaitu pemberi layanan baik dokter perawat. Alhamdulillah sudah dilakukanrapid testsampai jam 1 (pukul 13.00 WIB) teridentifikasi 541 tes," kata Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan Virus Corona Jatim dr Joni Wahyuhadi, Sabtu (28/3).

Dari 541rapid testtersebut, 353 di antaranya diperuntukkan untuk petugas medis. Hasilnya, berdasarkan catatan seluruhnya dinyatakan negatif Corona.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakanrapid testtak bersifat diagnosis melainkan skrining. Apapun hasilnya, tetap harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab untuk memastikan status konfirmasi Covid-19.

Namun belakangan, impor tes cepat dianggap buang-buang duit. Itu menurut dr Erlina Purba, dari RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Dalam acara yang ditayangkan di TvOne, ia mengemukakan bahwa rapid test hanya memeriksa secara serologi. “Yang diperiksa hanya antibodi,” ujarnya kepada peserta dialog ILC.

Padahal antibodi baru muncul beberapa hari kemudian setelah virus itu masuk. “Tidak langsung muncul reaksi antibodi,” katanya. “Sehingga rapid test itu akan menghasilkan negatif palsu,” ujarnya. Artinya orang yang diperiksa rapid tes Corona hasilnya bisa negatif. Padahal, ia sebenarnya positif Corona, setelah beberapa hari.

Maka, Erlina menyarankan agar pemerintah tidak lagi menggunakan tes cepat tersebut. Erlina mengusulkan agar digunakan PCR. PCR sudah lama digunakan, biasanya populer digunakan untuk pemeriksaan penyakit menular, seperti untuk tes human immunodeficiency virus (HIV). Menurut Erlina, PCR juga digunakan untuk deteksi tuberkulosis.

PCR bisa memberikan hasil untuk sampel lebih banyak secara sekaligus. Artinya pasien diambil sampel satu per satu kemudian dikumpulkan dalam satu PCR untuk didapat hasilnya dalam tempor 1 jam setelah pengambilan. Ini berbeda dengan tes cepat yang mengambil 1 pasien dan pasien menunggu untuk mendapat hasilnya.

“Sekarang PCR ada yang murah,” sambung Erlina. Tapi apakah lebih murah berapa dibandingkan dengan tes cepat, ia tak mengungkapkannya.

Penggunaan tes cepat memang menimbulkan pertanyaan. Malaysia malah mulai tak menyarankan warganya mempercayai tes cepat. "

Untuk informasi, ujian laboratorium yang dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah bagi mendeteksi infeksi COVID-19 adalah dengan menggunakan teknik Real-Time Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR)," kata Dirjen Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah. PCR akan mendeteksi kehadiran virus COVID-19 yang terdapat di dalam tubuh pasien.

tag: #pcr  #tes-cepat  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement