Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Jumat, 26 Apr 2019 - 14:35:01 WIB
Bagikan Berita ini :

Emak-emak Demo di Kantor KPU, Arief Budiman Didesak Mundur

tscom_news_photo_1556264101.jpg
M Taufik (tengah) saat berorasi di depan kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sejumlah Emak-emak menggelar unjuk rasadi depan kantor KPU. Merekamenuntut Arief Budimanmundur dari kursi KPU-1.

Pantauan di depan kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (3/9/2018), tampak CEO Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo, Mohamad Taufikikut dalam barisan emak-emak.

Dalam orasinya, Taufik menikai kinerja komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) di bawah kepemimpinan Arief Budiman gaga total.

Dia mengungkapkan, sangat mudah melihat ketidak becusan kinerja penyelenggara pemilu KPU periode sekarang.

Ada sejumlah parameter untuk mengukur kegagalan tersebut.Pertama,hingga hari ini,Jumat (26/4/2019), jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia pada penyelenggaraan Pemilu 2019 sebanyak225 orang.

"Artinya, KPU jelas tidak memikirkan para pejuang demokrasi di bawah. Angka 225 meninggalini jelas kegagalan komisioner KPU. Mereka harus bertanggungjawab dan mundur,’’ jelas Taufikdi depan kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

Selanjutnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI itu menegaskan, proses input suara hasil ke sistem informasi penghitungan suara (situng) baru mencapai 34 persen. Jelas, ini kegagalan karena memasuki hari kedelapan pasca pemilu masih berkutat di angka di bawah 50 persen.

’’Ironisnya, ini diakui KPU belum sesuai target. Makanya, lebih baik mereka mundur. Jelas gagal kok. Ini pemilu paling kacau.Mundur Arif Budiman dan harus mempertangjawabkan, atas kekacauan ini,’’ ucap dia.

Taufik menegaskan, penyelenggara pemilu mestinya bisa lebih jeli dalam melaksanakan pesta demokrasi secara serentak lima tahunan ini, hal tersebut untuk menghindari kejadian hingga memakan korban jiwa seperti sekarang.

"Artinya, inj KPU tidak memikirkan kesehatan para petugas KPSS selama bekerja. ’KPU hanya menambahkan waktu penghitungan tingkat kecamatan sampai 17 hari. Tetapi, tak memikirkan kesehatan dan daya tahan tubuh petugas,’’ sesal Taufik.

“Seharuanya, KPU itu bisa jeli dan tak memaksakan kehendak seperti saat ini. Jika jeli, kejadian semacam ini tak akan terjadi. KPU itu gagal. Hanya satu kata, Arif Budiman harus mundur,’’ tegas dia. (Alf)

tag: #mtaufik  #kpu  #pemilu-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement