JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, menyebut saat ini telah terjadi fragmentasi (perpecahan) di tubuh Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam menanggapi situasi politik nasional saat ini sangat krusial.
Seperti yang nampak pada sikap perbedaan pandangan politik yang terjadi antara, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjatian, dan juga Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu.
"Perbedaan pandangan terkait situasi politik yang ada saat ini sangat berbahaya. Ingat bahwa keretakan pertama itu dimulai dari keretakan ditingkat elit kabinet. Biasanya kita lihat diperistiwa tahun 1965, peristiwa 1998," kata Pigai, kepada TeropongSenayan, saat dihubungi melalui sambungan telfon, pada Sabtu (01/6/2019).
Berbeda dengan Wiranto dan Moeldoko, Luhut Binsar Panjatian, menurut Pigai, Menhan Ryamizard Ryacudu, sangat mencerminkan perasaan Megawati. Terlebih, dahulu kala, ayah Ryamizard Ryacudu merupakan orang yang sangat dekat dengan Ir. Soekarno, dan sekarang Ryamizard Ryacudu juga orang yang paling dekat dengan Megawati.
"Jadi, jika dilihat dari ini yang dilontarkan oleh
Ryamizard Ryacudu itu adalah adanya sebuah gejolak batin, perasaan yang sebenarnya tidak menginginkan situasi seperti yang dilakukan oleh Wiranto, oleh Moeldoko oleh Luhut, termasuk juga oleh Pak Jokowi," paparnya.
Seperti diketahui, dalam menanggapi insiden 21-22 Mei 2019, Ryamizard Ryacudu berbeda dengan yang menteri dan pejabat lainnya. Ia dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada yang ditargetkan untuk dibunuh, termasuk Wiranto.
"Ryamizard Ryacudu berani melontarkan sebuah pendapat di dalam situasi politik nasional yang sangat krusial, artinya pernyataan Ryamizard Ryacudu itu adalah sedikit menentang Presiden, yang ke dua, adalah merusak tata hubungan antar lembaga di dalam. Berarti Ryamizard Ryacudu bukan orang sembarang, bahwa dibelakangnya ada orang kuat yaitu ibu Megawati," ungkapnya.
"Kalau itu ingin digambarkan, maka, menurut saya Megawati tidak suka dengan Wiranto, Moeldoko, Luhut dan Juga mungkin bisa berimbas pada Jokowi," pungkas Pigai. (Bara)