JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Keluarga korban tragedi Trisakti 12 Mei 1998 Elang Mulya Lesmana, Hira Tety Yoga mengharapkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengusut tuntas tragedi memilukan itu.
Sebab, kata Tety, bagaimana pun nyawa seseorang tidak bisa digantikan dengan apapun, termasuk bintang jasa dan piagam yang diberikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu di Istana Negara. (Baca: Politisi Nasdem Minta Jokowi Tuntaskan Tragedi Mei 1998)
"Mudah-mudahan dengan pemerintahan saat ini bisa serius tegakan keadilan dan tuntaskan kasus ini," ujar Tety kepada TeropongSenayan usai dialog dengan Ketua MPR di gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin (18/5/2015).
Sementara itu Karsiasih, orang tua almarhum Hendriawan Sie mengungkapkan, kalau selama ini pihak Universitas Trisakti sangat berjasa bagi hidupnya dibanding pemerintah.
"Dari biaya kehidupan saya sehari-hari itu dari Trisakti semua dan biaya kalau sakit juga," ungkapnya.
Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa ketika demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.(yn)