JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)di Sumatera dan Kalimantan masih membara. Namun sejauh ini belum ada pejabat yang dipecat. Publik pun kini menagih janji Presiden Jokowi.
Bulan lalu, Jokowi menyampaikan arahan tegas kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar mencopot jajarannya yang tak mampu mengatasi karhutla. Jokowi mengingatkan Pangdam, Kapolda hingga Danrem dan Kapolres agar bekerja maksimal.
"Yang tidak bisa mengatasi dengan perintah yang sama, copot kalau tidak bisa mengatasi yang namanya kebakaran hutan dan lahan," tegas Jokowi dalam rapat koordinasi nasional pengendalian karhutla di Istana Negara, Jakarta, (6/8/2019) kemarin.
Namun, arahan tegas Jokowi itu rupanya belum berdampak maksimal terhadap penanganan karhutla. Justru asap pekat makin tak terkendali. Kualitas udara di beberapa daerah sudah tergolong pada level berbahaya.
Komitmen Jokowi itu pun ditagih oleh sejumlah pihak termasuk salah satunya aktivitis Direktur Scale Up, Dr Rawa El Amady. Dia ingin Jokowi komitmen terhadap janjinya yang akanmencopot Kapolda dan Pangdam yang gagal menangani karhutla.
"Yang berjanji dulu Presiden Jokowi. Wilayah mana yang sampai terjadi asap dan sudah merasakan masyarakat, akan mencopot Kapolda, Komandan Korem dan Pangdam. Nah sekarang Riau kondisinya dikepung asap hanya jarak pandang 300 meter. Mana janji Jokowi ini," kata aktivitis Direktur Scale Up, Dr Rawa El Amady kepada wartawan, Jumat (13/9).
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Jambi juga menagih janji Jokowi mencopot aparat yang tak bisa mengatasi karhutla. Apabila komitmen itu dilakukan maka permasalahan karhutla dinilai akan terus terjadi.
"Nah kita menagih janji Jokowi karena itu komitmen ya. Kalau dia punya komitmen untuk ucapkan itu berati dia harus bertanggung jawab sampai ke lapangan," tegas Direktur Eksekutif Walhi Daerah Jambi Rudiansyah, Jumat (13/9).
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) menilai pernyataan Jokowi itu sebatas gertak sambal. Pasalnya, karhutla sampai saat ini masih terjadi.
"Kita masih melihat ucapan Presiden sebatas gertak sambal, karena hingga kini kebakaran hutan dan lahan masih tetap terjadi," kata Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan, Jumat (13/9). (Alf)