JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi khawatir atas munculnya wacana Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar tandingan. Dedi bersedia mundur dari posisi sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI agar Golkar tidak makin gaduh dan berpotensi pecah.
"Yang mau munas tandingannya siapa? Saya bisa memahami kehendak publik Golkar secara umum ingin partai ini utuh dan menjadikan momentum tahun ini sebagai tahun konsolidasi," kata Dedi Mulyadi di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Duhulu ketika Golkar mengalami dualisme kepemimpinan pada era Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, kata dia, para kader Golkar di daerah banyak yang hampir tidak bisa maju sebagai calon kepala daerah dari Golkar.
Dedi berharap partai besar yang menjadi tempat bernaungnya puluhan ribu dan jutaan orang untuk mengelola perpolitikan di Indonesia secara baik, tercederai oleh hal-hal yang bersifat sepele.
"Kalau perdebatan urusan menjelang munas ini karena kekecewaan urusan alat kelengkapan dewan (AKD), sudah deh saya mundur saja (dari Wakil Ketua Komisi IV), jadi anggota biasa saja," ujarnya.
Menurut dia, Golkar sebagai partai besar, sebaiknya pertarungan yang ada di internal adalah pertarungan gagasan besar, bukan hal remeh-temeh lalu menjadi hal yang krusial dan menjadi besar.
Terkait dengan pernyataan Bamsoet yang menyebutkan Airlangga Hartarto menyimpang dari komitmen yang telah disepakati karena banyak menggusur pendukung Bamsoet di AKD maupun partai, termasuk di kepanitiaan munas, menurut dia, sebaiknya diselesaikan dengan cara yang baik.
"Kalau perlu difasilitasi DPD I Partai Golkar, teman-teman bersepakat untuk memfasilitasi, membuat pertemuan, membuat kesepakatan baru, dan membangun partai secara bersama-sama. Kami siap memfasilitasi itu sebelum munas," katanya.
Namun, menurut dia, di satu sisi lain juga harus ada komitmen para pendukung Bamsoet untuk secara bersama-sama membesarkan partai dan kembali berkomitmen awal untuk tidak lagi ada kompetisi dan ciptakan rekonsiliasi.
Terkait dengan narasi Munas Golkar yang akan dilakukan secara aklamasi, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa setiap orang memiliki langkah-langkah politik dalam pertarungan politik.
"Akan tetapi, kalau semangatnya rekonsiliasi, ya, sepakat untuk rekonsiliasi. Kalau spiritnya kompetisi, ya, silakan saja nanti segala sesuatu ditentukan di Munas, ya, ikuti saja munas," katanya.(ant)