Berita
Oleh Ahmad Syaikh pada hari Minggu, 29 Des 2019 - 09:20:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Haul Gus Dur Hasilkan Sepuluh Rekomendasi Buat Pemerintah

tscom_news_photo_1577586009.jpg
Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Peringatan Haul Gus Dur (Abdurrahman Wahid) ke-10 yang digelar Sabtu (28/12/2019) kemarin menghasilkan sepuluh rekomendasi untuk pemerintah.

"Rekomendasi itu dihasilkan di Masjid (Jami" Al Munawaroh)," kata Ketua Panitia Acara Haul Gus Dur Ke-10, Inaya Wahid di Jakarta.

Inaya juga menyebutkan pada rekomendasi tersebut juga dihadiri para pakar yang menjadi penanggap rekomendasi.

"Mereka semua sudah berembug dan ini akan diberikan kepada beberapa pihak yaitu perwakilan pemerintah dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, bapak Hilmar Farid," ujar Inaya.

Sayang, nama yang disebut tidak muncul. Inaya yang bingung mencari kemudian mengganti memberikan rekomendasi tersebut kepada pelaku budaya, Kartolo.

Penyerahan rekomendasi kemudian dilanjutkan, kepada pihak Kepolisian, pembuat kebijakan publik, dan akademisi yang diwakili oleh Rektor Universitas Indonesia,Ari Kuncoro.

Nah, berikut inik adalah sepuluh rekomendasi hasil rembug budaya pada peringatan haul Gus Dur ke-10:

Pertama, kebudayaan harus melestarikan kemanusiaan dengan mengangkat pergumulan kemanusiaan khususnya pengalaman hidup kelompok rentan/ lemah seperti perempuan penghayat kepercayaan yang lain-lain.

Kedua, gerakan dan kebijakan kebudayaan harus membangun ekosistem kebudayaan yang partisipatoris sehingga pengembangan kebudayaan tidak bertumbuh pada elitisme kebudayaan

Ketiga, negara dan masyarakat harus mengedepankan pendekatan kebudayaan sebagai bentuk pengelolaan keberagaman dan instrumen resolusi konflik

Keempat, negara harus menjadi fasilitator dalam tata kelola kebudayaan dengan menjadikan kebudayaan sebagai kata kerja, sumber pengetahuan dan yang vital dalam membangun peradaban yang lebih manusiawi

Kelima, paradigma pembangunan harus berdasarkan strategi kebudayaan nasional yang dijabarkan dalam kebijakan dan strategi anggaran serta diimplementasikan secara komprehensif sampai ke pemerintahan daerah

Keenam, negara harus memberikan jaminan perlindungan berekspresi dan dukungan sumber daya untuk gerakan kebudayaan dalam bentuk akses, fasilitas, dan ruang.

Ketujuh, negara dan masyarakat perlu membangun modal praktek keberagaman yang kontekstual dengan konstruksi budaya Indonesia, agama, dan budaya tidak saling mengalahkan. Bukan dikotomi yang kontradiktif dengan dialektis. Keduanya saling belajar dan mengambil keagamaan yang berkebudayaan, yang berarti praktek beragama yang membawa manfaat dan maslahat termasuk untuk alam

Kedelapan, sistem pendidikan harus mengembangkan potensi kemanusiaan agar tidak dikendalikan oleh teknologi tetapi menguasainya melalui khasanah pengetahuan dan budaya

Kesembilan, kebudayaan perlu dioptimalkan sebagai cara menumbuhkan daya kritis terhadap kekuasaan untuk mengikis pragmatisme dan apatisme politik

Kesepuluh, negara perlu meninggalkan modal ekonomi ekstraktif yang mengorbankan keberlanjutan ekologi dan mulai menggali potensi ekonomi yang berbasis pengetahuan tradisional dan kearifan lokal. (ahm)

tag: #gus-dur  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement