JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Elemen mahasiswa yang sebelumnya dijanjikan akan dipertemukan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (25/5/2015) kemarin harus 'gigit jari', lantaran Jokowi enggan bertemu insan akademis tersebut.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno beralasan, jadwal Jokowi sangat padat sehingga tak memungkinkan mengalokasikan waktu untuk menerima aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
“Namun demikian, dialog antara Presiden dengan mahasiswa dapat dilakukan lagi lain waktu, yang bisa melibatkan komponen mahasiswa lainnya,” ucap Pratikno melalui siaran persnya, Senin (25/5/2015).
Terkait beberapa permintaan BEM agar pemerintah mencabut subsidi BBM, nasionalisasi Blok Mahakam dan Freeport, pengadilan Ad hoc HAM, serta masa perkuliahan dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang disampaikan perwakilan mahasiswa dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat di Bina Graha, Jakarta, Kamis (21/5/2015) lalu, menurut Pratikno, sebagian aspirasi mahasiswa itu sudah dijawab Jokowi saat makan malam bersama perwakilan BEM se-Indonesia pada Senin (18/5/2015) lalu.
Dia pun mencoba menjelaskan terkait permintaan mahasiwa mengenai pengurangan subsidi. Mantan rektor Universitas Gadjah Mada itu menyebut dana subsidi migas saat ini sebesar Rp 60 triliun. Dana dari pengurangan subsidi BBM itu dialihkan untuk program-program pembangunan lain yang manfaatnya dirasakan masyarakat.
“Dengan pengurangan subsidi, pemerintah di APBNP 2015 dapat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 186 triliun untuk program-program yang lebih produktif,” paparnya.
Program-program tersebut, lanjut dia, antara lain, penambahan dana perlindungan sosial sebesar Rp 14 triliun, penambahan dana desa sebesar Rp 11,7 triliun, penambahan dana infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 33 triliun serta di Kementerian Perhubungan sebesar Rp 20 triliun, penambahan dana alokasi khusus yang sebagian besar difokuskan untuk membangun daerah sebesar Rp 20,7 triliun.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa melampiaskan kekecewaannya lantaran Presiden Jokowi menolak menemuinya dengan membuat tanda pagar (tagar) di media sosial twitter dengan nama #JokowiBohong.(yn)