JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Setelah Inggris melakukan lock down untuk menghadapi COVID-19, India agaknya bakal mengikuti langkah tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa pemerintah akan memberlakukan lock down nasional dari Rabu dini hari (25/3/2020) hingga 21 hari ke depan.
Langkah itu dilakukan Modi untuk mencegah makin banyak jatuhnya korban COVID-19, meski sejauh ini kasusnya masih sedikit. Per 24 Maret lalu, kasus COVID baru mengenai 482 orang dengan sembilan korban meninggal dunia.
Angka itu bertambah 24 kasus dibandingkan sehari sebelumnya, sedangkan yang meninggal cuma bertambah satu orang.
Namun demikian menurut ilmuwan kesehatan di India, lebih dari satu juta orang di India dapat terinfeksi dengan virus corona pada pertengahan Mei mendatang jika pemerintah tidak melakukan lock down berupa penutupan semua perjalanan udara, kereta api, bus, bisnis dan sekolah.
Modi mengatakan tidak ada seorang yang akan diizinkan meninggalkan rumah mereka.
"Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri dari virus corona adalah jika kita tidak meninggalkan rumah kita. Apa pun yang terjadi, kita tinggal di rumah," kata Modi.
Negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu punya alasan berani melakukan lock down lebih awal. Sebab, bila menunggu kasusnya membesar, maka penanganannya bakal makin sulit karena virusnya sudah menyebar ke seluruh India. Sehingga dibutuhkan dana dan sumberdaya manusia yang lebih besar lagi untuk mengatasinya.