TEROPONGSENAYAN -- Sebuah video beredar di media sosial di mana ratusan atau bahkan ribuan orang mengumandangkan doa di sebuah kawasan negara Maroko (Maghrib). Cuplikan video itu berdurasi 1 menit 46 detik memperlihatkan warga Maroko yang berkumpul di atap rumah mereka melantunkan zikir dan doa meminta pertolongan Tuhan karena merebaknya virus corona atau Covid-19.
Melansir middle east monitor, video itu direkam oleh salah seorang warga dan diunggah pada 21 Maret 2020. Video tersebut juga viral di kawasan Timur Tengah termasuk di Indonesia sendiri. Banyak pengguna media sosial yang mengunggahnya seraya menghaturkan doa keselamatan bagi masyarakat.
Doa tersebut antara lain "Ya Tuhan, kami mencari keridhoanMu, dan berdiri di hadapanMu. Tidak ada yang bisa mengampuni kami kecuali Engkau, Yang Maha Penyayang". Terdengar pula ucapan takbir (Allahu akbar) dan tahmid (Alhamdulillah).
Bahkan salah satu jenderal Maroko, Mayor Tangier Khay El-Khamlichi menulis di laman Facebook pribadinya yang menyebut pemandangan itu sangat istimewa dan jarang terjadi di sana. Selain melantunkan doa, ada juga warga yang menyanyikan lagu kebangsaan Maroko untuk memberi semangat bagi para dokter, perawat, petugas keamanan dan semua yang berjuang menghadapi pandemi corona.
"Seluruh kota di Maroko naik ke atap rumah mereka di saat lockdown dengan membaca Al-Quran dan berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan kita dari Coronavirus Covid-19," tulis salah satu pengguna Twitter @malikofori yang mengunggah video tersebut di akun pribadinya.
Di Indonesia, video tersebut diunggah oleh akun Instagram @say.islam dengan memberi keterangan Maroko saat sedang lockdown.
Untuk diketahui, Maroko sendiri telah mengumumkan keadaan darurat di negaranya pada hari Kamis (19/3) lalu dan melarang semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak. Bahkan sholat Jumat di negara itu juga dihentikan untuk sementara waktu. Langkah itu diambil dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Pemerintah Maroko dalam laman website http://www.covidmaroc.ma/ juga telah menyatakan adanya 170 kasus per 24 Maret 2020 dengan angka kematian 5 orang dan 6 orang yang sembuh.