JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Presiden Maruf Amin menjelaskan alasan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pada melakukanlockdowndalam menangani virus Corona (COVID-19). Maruf menyebut pemerintah tidak ingin terjadi persoalan seperti di India.
"Kita tidak ingin terjadi seperti di India, sampai terjadi penumpukan massa yang besar karena adanyalockdownyang tidak dipersiapkan, yang tidak terkoordinasi dengan baik," ujar Ma"ruf dalam konferensi pers, Selasa (31/3/2020).
Mantan Ketua Umum MUI ini mengatakan, keputusan pemerintah ini sudah diperhitungkan secara matang.
"Ini memang sudah pertimbangannya semua aspek, bukan hanya dari satu aspek. Tapi juga akibat-akibatnya tetap ditanggulangi, seperti bantuan sosial kepada mereka yang terdampak," ucapnya.
Selain itu, Ma"ruf menyebut keputusan penerapan PSBB ini sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Hal ini juga disebut agar masih dapat dimungkinkannya pergerakan pengembangan ekonomi.
"Kenapa ini dipilih, karena ini yang sesuai dengan UU yang ada. Kedua sifatnya kan moderat yang masih memungkinkan terjadinya pergerakan untuk pengembangan ekonomi yang supaya tidak sama sekali tertutup," kata Ma"ruf.
Pemerintah Indonesia mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp405,1 triliun untuk mengendalikan penyebaran virus corona (SARS-CoV-2) di Indonesia. Anggaran tersebut juga digunakan untuk meredam dampak ekonomi dari pandemi virus tersebut.
Jokowi menjabarkan bahwa Rp75 triliun dari anggaran itu akan dialokasikan untuk belanja bidang kesehatan. Sebanyak Rp110 triliun untuk perlindungan sosial atau bantuan sosial. Kemudian Rp70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.
“Sebesar Rp150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan pembiayaan dunia usaha, terutama usaha mikro, usaka kecil, dan usaha menengah,” kata Jokowi melaluivideo conferencedari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).