JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Ini mungkin tidak masuk akal. Sampai kini Italia menjadi negara nomor dua di dunia di bawah Amerika Serikat (AS) yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak dan jumlah kematian yang banyak pula.
Per 31/3/2020, ada 105.792 kasus dengan yang meninggal dunia berjumlah 12.428 orang. Daerah di Italia yang diklaim terbanyak ada di Lombardy. Namun tahukah, kalau ada suatu kota di Italia yang belum tersentuh oleh COVID-19.
Daerah itu adalah Prato. Kota itu terletak ...kilometer dari Roma, ibukota Italia. Mengapa bisa begitu? Karena seperempat dari penduduk Prato dihuni oleh warga keturunan Cina. Mereka ternyata lebih tahu bagaimana mencegah penyebaran COVID-19.
Seperti dilansir situs reuters.com (1/4/2020), Tuscan, rumah bagi komunitas tunggal China terbesar di Italia, belum satu pun yang terkonfirmasi kena penyakit mematikan.
“Mereka melakukan jauh lebih baik daripada kita, ”kata Renzo Berti, pejabat tinggi kesehatan negara untuk daerah itu, termasuk Florence.
Berti memuji mereka yang berhasil menurunkan tingkat infeksi seluruh kota menjadi hampir setengah dari rata-rata Italia - 62 kasus per 100.000 penduduk dibandingkan 115 untuk negara tersebut.
Komunitas Cina Prato, yang awalnya dibangun di sekitar industri tekstil, dikunci sejak akhir Januari, tiga minggu sebelum infeksi pertama yang dicatat Italia.
Ketika wabah menjangkiti Cina, awal Januari silam, banyak yang kembali dari liburan tahun baru di Cina.
Mereka tahu apa yang akan terjadi dan memutuskan untuk tetap di rumah.
Jadi ketika orang-orang Italia pergi ke lereng ski dan berdesakan di kafe-kafe dan bar-bar seperti biasa, penduduk Cina di Prato justru telah menghilang di kota itu. Meskipun jalanannya masih dihiasi dengan dekorasi Tahun Baru Cina, semi-sepi, toko-toko tutup.
Mereka tetap di dalam rumah, meskipun ada prasangka negatif terhadap orang Cina di Italia. Mereka diuding sebagai kambing hitam penularan virus. Namun akhirnya penduduk Italia mendapatkan pelajaran dari warga Cina di Prato itu.