Berita
Oleh Rihad pada hari Monday, 06 Apr 2020 - 23:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

IHSG Sempat Anjlok 26 Persen, OJK Senang Indeks Sudah Beberapa Kali Naik

tscom_news_photo_1586188106.jpg
Wimboh Santoso (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pasar saham yang bergerak menguat beberapa kali dalam sepekan menjadi sinyal positif para investor kepada Indonesia. “Beberapa kali hijau dalam seminggu, alhamdulilah berbagai kebijakan yang kami lakukan ini mudah-mudahan dipandang positif investor,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja daring bersama Menkeu, BI dan LPS dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (6/4).

OJK, lanjut dia, melakukan sejumlah langkah ketika pasar saham memerah, di antaranya memperbolehkan pembelian kembali saham atau buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS). Kemudian, melakukan auto rejection perdagangan ketika transaksi merosot hingga di bawah lima persen hingga mengeluarkan larangan short selling.

Wimboh mengatakan pasar saham yang sebelumnya memerah karena adanya sentimen negatif sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI merosot hingga 26,1 persen. Kondisi itu, kata dia, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di sejumlah negara.

Kemudian, lanjut dia, terjadi net sale di pasar saham yang mencapai Rp10,7 triliun dan investor asing menjual surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 129 triliun. Sementara itu, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini, dibuka dan ditutup menguat yang didorong naiknya bursa saham Asia. IHSG ditutup menguat 18,4 poin atau 4,07 persen ke posisi 4.811,83. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 34,31 poin atau 4,88 persen menjadi 736,73.

Pada penutupan perdagangan Senin (6/4), harga saham BBRI meningkat 4,50% ke level 3020. Adapun dari awal tahun, harga saham BBRI turun hingga 31,36%

Investor asing melepas saham BBRI sebesar Rp 134,78 miliar. Kemudian, investor asing juga menjual saham Astra International Tbk (ASII) dengan nilai Rp 109,38 miliar.

Ketiga, ada saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat penjualan oleh investor asing sebesar Rp 57,36 miliar. Selanjutnya ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dilepas asing hingga RP 42,41 miliar. Kelima, ada saham United Tractors Tbk dengan nilai penjualan oleh investor asing Rp 19,48 miliar.

Analis Henan Putihrai Liza Camelia mengatakan, sektor perbankan sedang kurang favorable akibat lesunya bisnis dan perekonomian yang disebabkan pandemi Covid-19. Pelaku usaha dikhawatirkan bakal kesulitan untuk melunasi kredit ke perbankan sejalan dengan menurunnya pendapatan. Hal ini akan menjadi ancaman membengkaknya kredit macet perbankan.

Pada beberapa waktu yang lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan kelonggaran atawa relaksasi kredit usaha mikro dan usaha kecil untuk plafon di bawah Rp 10 miliar baik kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh bank maupun industri keuangan non bank.

Dalam kebijakan ini, OJK memberikan keringanan berupa penundaan cicilan sampai dengan satu tahun dan penurunan bunga. Aturan ini termaktub dalam POJK No.11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical.

Bank BRI menjadi salah satu yang terdampak relaksasi tersebut karena memiliki porsi paling banyak dalam penyaluran kredit pada UMKM. Untungnya, pemerintah juga menyiapkan dana darurat sebagai insentif perpajakan dan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 70,1 triliun.



tag: #corona  #ihsg  #saham  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement