Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Selasa, 07 Apr 2020 - 21:12:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Menyoal Obat Malaria Yang Jadi Pembahasan Donald Trump dan Narendra Modi

tscom_news_photo_1586268729.jpg
Donald Trump-Narendra Modi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Belakangan ini hydroxychloroquine menjadi perhatian dunia. Bahkan sampai ke telinga banyak kepala negara, termasuk Indonesia. Hhydroxychloroquine sebenarnya obat bebas dan harganya relatif cukup murah. Namun belakangan pembelian dan penggunaannya dibatasi karena dicurigai menjadi obat COVID-19.

Obat itu dikenal sebagai obat malaria, dan turunan dari klorokuin. Tetapi obat ini juga diklaim bisa menyembuhkan penyakit auto-imun seperti rheumatoid arthritis dan lupus – dan akhir-akhir ini berpotensi menjadi obat anti-virus.

Kini obat itu menjadi heboh. Mengapa? Presiden Amerika Serikat Donald Trump terpaksa menelepon Perdana Menteri Narendra Modi. Ia meminta Modi segera mengekspor obat tersebut ke negaranya.

Padahal pada saat itu, Modi menegaskan tak akan mengekspor obat itu dalam keadaan apa pun. Menurut Modi, obat tersebut hanya untuk keperluan dalam negeri.

Trump, menurut informasi yang beredar dan dikutip situs bbc.com, Selasa (7/4/2020), menceritakan bahwa hydroxychloroquine adalah obat yangs udah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Padahal FDA belum mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Selain itu, obat tersebut bisa digunakan oleh dokter untuk menangani pasien yang terancam nyawanya.

Karena alasan itu dan mengingat pertemuan fenomenal antara kedua pemimpin negara sebelumnya, Modi pun berubah pikiran. Modi bersedia membantunya.

Namun perubahan kebijakan Modi dipertanyakan. Beberapa hari sebelumnya, Modi mengakui bahan baku obat yang sebagian besar dari Cina sudah sangat terbatas. Sehingga sulit bagi India untuk mengekspor obat ke negara lain.

Tetapi hal itu dibantah oleh Ketua Asosiasi Produsen Obat India Ashok Kumar Madan. "India jelas memiliki kapasitas untuk melayani pasar global dan lokal. Tentu saja, pertimbangan domestik harus didahulukan, tetapi kami memiliki kapasitas," katanya.

Ia mengakui 70% bahan baku obat diimpor dari Cina. Namun meskipun ada wabah COVID-19, impor bahan baku dari Cina tidak terpengaruh.

Cuma apakah hydroxychloroquine membantu mengatasi COVID-19? Banyak ahli virus dan penyakit menulur meragukannya atau paling tidak terlalu prematur untuk mengatakannya. Hanya di laboratorium obat ini diklaim dokter bisa mematikan virus Corona.

"Jika itu benar-benar memiliki efek dramatis pada perjalanan klinis Covid-19, tentu kita sudah memiliki bukti untuk itu. Masalahnya, kita tidak punya,” kata Dr Joyeeta Basu, seorang dokter konsultan senior di Inggris.

tag: #amerika-serikat  #india  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement