Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Jumat, 10 Apr 2020 - 20:48:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Ternyata Masih Ada Virus Baru Lagi Dari Keluarga Corona

tscom_news_photo_1586526525.jpg
pemeriksaan darah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Belum lagi usai dicekam wabah virus Corona - penyebab COVID-19kini orang mulai dihantui oleh datangnya virus Corona yang baru. Dan kekawatiran itu wajar setelah mendapatkan hasil studi para peneliti Program Kesehatan Global Smithsonian, Amerika Serikat, (AS).

Dalam riset yang dikutip situs Science Daily, para peneliti itu menemukan 6 virus baru dari keluarga Corona yang hidup di kalelawar. Hasil temuannya setelah mereka melakukan penelitian pada hewan-hewan liar di Myanmar.

Studi tersebut sebenarnya sudah dilakukan 4 tahun sebelum wabah COVID mulai mendunia. Mereka melakukan riset di sana pada 2016-2018. Ketika itu mereka berangakt dari kasus (sever acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory syndrome (MERS) yang memakan korban jiwa ribuan orang.

Para periset mendeteksi virus-virus baru ini saat melakukan biosurveillance terhadap hewan dan manusia untuk lebih memahami penyebaran penyakit sebagai bagian dari proyek PREDICT.

Di sana mereka mengumpulkan lebih dari 750 air liur dan sampel tinja dari kelelawar yang hidup di sanad. Para ahli memperkirakan bahwa ada ribuan virus corona- banyak di antaranya belum ditemukan - terdapat pada kelelawar.

Para peneliti lalu menguji dan membandingkan sampel dengan virus Corona yang telah diketahui dan mengidentifikasi enam virus Corona yangbaru. Tim itu juga mendeteksi virus Corona yang telah ditemukan di tempat lain di Asia Tenggara, tetapi tidak ada pernah sebelumnya di Myanmar.

"Banyak coronavirus mungkin tidak menimbulkan risiko bagi manusia, tetapi ketika kami mengidentifikasi penyakit ini sejak dini pada hewan, pada sumbernya, kami memiliki peluang berharga untuk menyelidiki potensi ancaman," kata Suzan Murray, direktur Program Kesehatan Global Smithsonian dan penulis penelitian ini.

Para penulis mengatakan temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan untuk penyakit zoonosis seperti yang terjadi pada satwa liar. Hasilnya akan memandu petugas pengawasan populasi kelelawar di masa depan untuk lebih mendeteksi potensi ancaman virus terhadap kesehatan masyarakat.

"Pengawasan, penelitian, dan pendidikan yang waspada adalah alat terbaik yang kami miliki untuk mencegah pandemi sebelum terjadi," imbuh Murray.

Sementara itu,Marc Valitutto, mantan dokter hewan satwa liar di Program Kesehatan Global Smithsonian, menanggapi dengan mengatakan bahwa pandemi COVID-19mengingatkan orang mengenai betapa dekatnya kesehatan manusia dengan kesehatan satwa liar dan lingkungan.

Kini peneliti tengah akan mengevaluasi potensi penularan lintas spesies dari varian baru virus tersebut untuk lebih memahami risiko terhadap kesehatan manusia. Menurut penulis, virus coronas yang baru ditemukan tidak terkait erat dengan coronavirus. Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS CoV-1), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) atau COVID-19.

tag: #corona  #hewan  #myanmar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement