JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Per 23 April 2020 pukul 03:28 GMT, sebanyak 2.637.888 tertular virus Corona dan menyebabkan 184.235 orang meninggal di seluruh dunia. Dari berbagai negara yang telah terserang virus, beberapa negara sangat berisiko dan sebagian lainnya dianggap relatif aman. Menurut dataDeep Knowledge Group (DKG) yang berbasis di Hong Kong, negara yang paling berisiko adalah Italia.
Urutan kedua diduduki oleh Amerika Serikat yang saat ini menjadi episentrum virus corona terbesar di dunia. Urutan ketiga ada Inggris, diikuti oleh Spanyol, Prancis, Swedia, Iran, Ekuador, Filipina, dan Rumania.Indonesia ada di urutan ke-17 dalam daftar negara paling berisiko virus corona. Diikuti oleh Myanmar, Kamboja, dan Laos.
Sementara Israel menduduki posisi pertama sebagai negara paling aman dari risiko virus corona. Di bawahnya ada Jerman di urutan kedua, dan selanjutnya diikuti oleh Korea Selatan, Australia, China, New Zealand, Taiwan, Singapura, Jepang, dan Hong Kong. "Fakta bahwa Israel memimpin tidak mengejutkan ketika Anda menganggap bahwa negara itu berada dalam kondisi krisis permanen dan memiliki banyak pengalaman dengan penutupan perbatasan dan keadaan darurat," kata Anastassia Lauterbach, pakar data serta anggota dewan. Lauterbach menambahkan bahwa ia menganggap peringkat itu bermakna karena kepadatan datanya yang tinggi. "Namun, peringkat itu hanya snapshot karena data terus diperbarui," katanya.
Jerman juga disebut sebagai negara teraman di Eropa. "Dibandingkan dengan negara lain, Jerman saat ini memiliki peringkat keamanan dan stabilitas terbaik di Eropa dan juga salah satu negara terkemuka di dunia dalam hal manajemen krisis," kata pakar data Dimitry Kaminsky, pendiri DKG.
"Mengingat jumlah infeksi yang tinggi pada awalnya, Jerman sangat efisien dan telah berhasil menghentikan penyebaran penyakit tanpa mencapai tingkat negara lain - sebagai hasilnya, Jerman akan memiliki keuntungan ekonomi yang cukup besar setelah pandemi," katanya.
Deep Knowledge Group adalah perusahaan bergerak di industri obat-obatan dan kesehatan. DKGmelakukan kajian ilmiah mengenai tingkat risiko di berbagai negara. Mereka meneliti negara mana saja yang memiliki tingkat risiko paling tinggi terdampak wabah virus corona.Data yang mereka gunakan diambil dari sejumlah sumber yang dapat diakses publik, termasuk World Health Organization (WHO), Central of Disease Control and Prevention"s (CDC), John Hopkins University, Worldometer, dan berkonsultasi dengan para ahli kesehatan.
Laporannya tidak hanya mencakup risiko kesehatan saja, tetapi juga risiko sosial, ekonomi, dan geopolitik. Mereka kemudian memproyeksikannya dalam empat kerangka metodologi dalam daftar negara yang memiliki risiko paling tinggi virus corona, mulai dari penyebaran infeksi, manajemen pemerintahan, efisiensi pelayanan kesehatan, dan risiko spesifik regional.