JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Meski sudah banyak kendaraan disuruh putar balik, tetapi jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek melalui jalan tol ternyata belakangan meningkat.
PT Jasa Marga Tbk, operator jalan tol Jakarta-Cikampek mencatat jumlah kendaraan melewati jalan tol meninggalkan Jakarta melalui arah Timur, arah Barat dan arah Selatan mencapai 306.682 sepanjang periode H-7 sampai H-4 Lebaran 2020 atau dari tanggal 17-20 Mei 2020.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menyatakan, jumlah kendaraan tersebut meningkat pesat dibandingkan hari sebelumnya. Pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), jumlah kendaraan yang melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek hanya sekitar 70.000 kendaraan per hari. Sedangkan pada kondisi normal (sebelum PSBB), jumlah kendaraan melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek sekitar 130.000 per hari.
Peningkatan jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek pada H-17 hingga H-4 Lebaran 2020 berasal dari arah timur sebanyak 40%, lalu sebanyak 35% dari arah Barat dan 25% dari arah Selatan.
Lalu lintas kendaraan meninggalkan Jakarta dari arah timur merupakan kontribusi lalin dari dua Gerbang Tol (GT) pengganti GT Cikarang Utama, yaitu GT Cikampek Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi.
Kedua pintu tol tersebut umumnya menjadi akses warga Bekasi, seperti di Cikarang dan sekitarnya.
Kendaraan yang meninggalkan Jakarta lewat GT Cikampek Utama 1 mencapai 68.316 kendaraan. Dari GT Kalihurip Utama 1 sebanyak 53.292 kendaraan.
Total kendaraan yang melintas menuju arah Timur adalah sebanyak 121.608 kendaraan.
Sementara dari arah barat, Jasa Marga mencatat jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang sebanyak 107.927 kendaraan.
Adapun dari arah selatan, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 77.147 kendaraan.
Sementara itu, l tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) memperkirakan ada 1,7 juta orang yang sudah mudik dari Jabodetabek ke kampung halamannya.
Masalah serius akan timbul, saat balik lagi usai Lebaran, mereka berpotensi membuat wabah Corona episode kedua. Hal ini dipaparkan epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan dalam webinar publik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (20/5/2020).
"Proyeksi Epidemi COVID-19 dan Evaluasi Pelaksanaan PSBB di Indonesia", disusun oleh tim FKM UI yang terdiri dari dirinya, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.
"Kalau kita lihat di Jakarta ini kasusnya sudah mulai menurun, nanti dia bisa naik lagi. Mungkin naiknya tidak setinggi awal, tapi ini bisa naik lagi, bisa ada puncak lagi, karena ada pemudik yang kembali ke Jabodetabek," kata Iwan.
Berdasarkan sumber data dari Facebook Geo Insight, tim memperkirakan ada 34,9 juta orang di Jabodetabek pada 1 Januari hingga 29 Maret. Namun jumlah itu menyusut mulai 5 April karena sebagian sudah meninggalkan Jabodetabek.
Pada 3 Mei, tersisa 33,2 juta orang di Jabodetabek. Artinya 1,7 juta orang, sudah mudik ke luar Jabodetabek.