JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menangapi beredarnya video Presiden Joko Widodo yang marah-marah kepada para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta (18/6). Saleh menilai wajar Presiden Jokowi marah.
"Setelah mendengar pidato Jokowi tersebut, saya berkesimpulan bahwa presiden Jokowi sungguh-sungguh marah dan kecewa. Menurut penilaian presiden, capaian-capaian para pembantunya ini belum ada yang memuaskan. Bahkan, jauh di bawah harapan beliau," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/6/2020).
Saleh menilai apa yang disampaikan presiden itu menurut dirinya adalah benar. Sangat wajar dan tepat jika presiden marah. Tugas beliau adalah mengevaluasi kinerja para pembantunya. Jika ada yang tidak memuaskan, presidenlah yang berhak memberikan teguran dan peringatan.
Apa lagi, kata Anggota Komisi IX DPR RI ini Jokowi telah berpandangan bahwa apa yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sudah extraordinary. Kejadian luar biasa. Sayangnya, menurut presiden, para menteri menganggapnya masih biasa-biasa saja. Titik itu yang menyebabkan presiden kesal dan marah.
“Implikasinya kan luas. Termasuk pada tingkat ekonomi masyarakat. Presiden juga khawatir betul dengan tingkat pengangguran yang semakin tinggi," ucapnya.
Sementara, kata Saleh, persoalan evaluasi dan reshuffle adalah hak prerogatif presiden. Jika Jokowi menilai perlu melakukan perombakan kabinet, bisa dilakukannya kapan saja. Tidak ada yang bisa menghalangi.
“Presiden sudah menyebut akan melakukan apapun. Termasuk akan melakukan reshuffle. Berarti presiden sudah merasakan ada yang tidak beres dalam kabinetnya,” ucapnya.
Teguran keras dan arahan tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta pada 18 Juni 2020 diputuskan untuk dirilis, agar dapat diketahui publik secara luas. Video arahan keras Presiden Jokowi kepada jajarannya itu tersimpan 10 hari sebelum akhirnya dipublikasikan.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI Bey Triadi Machmudin saat dikonfirmasi, Minggu (28/6), mengatakan awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern.
"Namun setelah kami pelajari pernyataan Presiden, banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik, sehingga kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru dipublish hari ini," kata Bey.
Bey mengatakan pihaknya telah mengkaji secara mendalam sebelum merilis video arahan Presiden tersebut ke publik. "Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang," kata Bey.
Dalam video berdurasi lebih dari 10 menit itu, Presiden Jokowi memberikan arahan yang tegas kepada para menterinya, bahkan sempat menyatakan kejengkelannya karena sampai saat ini disebutnya belum ada progres yang signifikan dari kerja jajarannya dalam tiga bulan terakhir.