JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan sosialisasi Pancasila di lingkungan TNI Angkatan Laut, Rabu, 29 Juli 2020. Acara yang digelar bertema "Internalisasi Penataran Pancasila Tahun 2020" di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan tak ada kata tawar-menawar bagi prajurit TNI untuk memahami kandungan Pancasila. Untuk itu, sosialisasi guna menanamkan ruh Pancasila yang dilakukan BPIP sangat dibutuhkan bagi pasukan garda kedaulatan negara.
“TNI Angkatan Laut harus menjadi agen negara dalam upaya pemahaman menanamkan kembali nilai-nilai pancasila yang sudah mulai luntur,” kata Yudo dalam sambutannya.
Sebagai prajurit TNI AL, lanjut Yudo, sudah sepatutnya mengimplemantasikan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, ia mengapresiasi kegiatan ini guna menumbuhkan nasionalisme terhadap generasi penerus bangsa, khususnya kalangan TNI.
Yudo juga mengatakan pihaknya terus berupaya menjaga NKRI dan Pancasila. Bahkan, sebut dia, dirinya sudah meminta semua prajurit untuk melakukan amanah itu.
“Dengan ideologi kebangsaan menjadi sasaran utama, oleh karena itu saya perintahkan kepada segenap prajurit dan PNS Angkatan Laut untuk tetap teguh menjaga ideologi Pancasila hingga titik darah penghabisan,” tandasnya.
Yudo menambahkan, kegiatan penataran Pancasila ini menjadi ruh baru bagi TNI. Pasalnya, selama lebih kurang 30 tahun, baru sekarang penataran Pancasila dikenalkan kembali di Angkatan Laut.
"TNI AL memulai penataran Pancasila yang vakum dilakukan sejak Tap MPR No 2/MPR/1978 dicabut tahun 1998," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan, kegiatan Internalisasi Penataran Pancasila di tubuh TNI ini bertujuan untuk mengaktualisasikan serta memurnikan implementasi nilai-nilai ideologi Pancasila. Pasalnya, pemahaman dan pengamalan Pancasila saat ini sudah mulai luntur.
“Maka itu sosialisasi ideologi Pancasila harus didengungkan kembali,” katanya.
Yudian juga mengatakan tugas fungsi BPIP yakni membantu Presiden merumuskan arah dan kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Di samping itu, BPIP juga bertanggungjawab menyusun rekomendasi terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi Negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat.
“Saat ini masyarakat sudah sangat jauh dari nilai-nilai Pancasila. Dan hal demikian perlu untuk dibangkitkan kembali pemahaman terkait hal itu (Pancasila),” pungkas Yudian.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama (Sestama) BPIP Karjono mengatakan, pembinaan ideologi Pancasila sudah sepatutnya untuk digencarkan kembali. Jika tidak, maka generasi bangsa akan lupa dengan nilai-nilai ideologi negaranya sendiri hingga dapat berakibat disorientasi ideologi.
“Apalagi saat ini anak-anak muda atau generasi milenial menjadi incaran untuk melunturkan nilai-nilai Pancasila. Maka itu, BPIP perlu diberikan keleluasaan untuk memberikan pemahaman Pancasila terhadap masyarakat,” ujarnya.
Karjono menyinggung soal implementasi nilai-nilai Pancasila yang sudah diterapkan bangsa ini. Salah satunya yakni sila kelima. “Infranstruktur yang terus dikerjakan oleh pemerintah merupakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.
Acara yang digelar BPIP bersama TNI AL ini diikuti sekitar 855 orang peserta melalui video conference dan 83 orang dari Mabes TNI AL dan pihak BPIP. Selain Kepala BPIP Yudian Wahyudi dan Sestama BPIP Karjono, acara ini juga dihadiri oleh motor penggerak utama, yakni Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M Akbar Hadiprabowo.