JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik Rocky Gerung menyinggung pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo pada Kamis (16/07/2020) lalu.
Rocky mengatakan pertemuan itu kurang tepat dilakukan Jokowi dan itu merupakan suatu transaksi maksiat politik dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala negara.
"Presiden di ruang terbuka, di Istana transaksi kemaksiatan politik. Jadi standar moral kita diuji hari ini dan enggak ada satu pun menteri yang memberi semacam sense of injustice terhadap peristiwa itu," kata Rocky di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (02/08/2020).
Beberapa waktu lalu Achmad Purnomo menemui Presiden Jokowi di Istana Negara terkait masalah pencalonan cawalkot Solo dari PDIP.
Achmad Purnomo tadinya diusulkan DPC PDIP untuk menjadi cawalkot Solo namun, PDIP akhirnya memberi rekomendasi bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Dalam pertemuan itu, Achmad Purnomo mengaku melakukan pembahasan masalah pencalonan di Pilwalkot Solo dengan Presiden Jokowi.
Menurut Rocky, bisa saja masyarakat melakukan impeachment terhadap Jokowi yang dinilai seringkali melanggar etika sistem politik negara.
"Tapi orang akan tagih kalau dalam sistem politik beradab. Itu Presiden ketahuan bikin transaksi kemaksiatan politik, political prostitusion, itu sudah di-impeach karena etikanya dilanggar habis-habisan," ujarnya.
"Di Istana terbuka lakukan transaksi politik hanya karena culture Solo, mungkin Pak Purnomo enggak bisa ngomong lebih dari sekadar ngeluh ke publik," sambungnya.
Dia pun mengatakan pertemuan Jokowi dan Achmad Purnomo sebagai puncak defisit moral dalam politik Indonesia. Ke depan, ia pun berharap hal serupa tak kembali terjadi.
"Ini yang barangkali puncak dari defisit moral kita adalah peristiwa transaksi political prostitution di Istana dan untuk itu kita berharap agar supaya segala macam transaksi yang sifatnya politis berhenti per hari ini," tandasnya.