JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Beberapa hari lalu tokoh tokoh bangsa resmi mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dimotori oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Tak mau kalah dari KAMI, relawan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin resmi mendeklarasikan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Gde Siriana mengatakan orang-orang yang membentuk KITA ini terjebak dalam retorik kekuasaan.
"Ini permainan kekuasaan yang mengganggap KAMI sebagai musuh. Sehingga kelompok ini mengedepankan sikap yang defensif," kata Gde ketika dihubungi, Jumat (21/08/2020).
Gde yang juga merupakan Deklarator KAMI menuturkan kalau KITA jelas berbeda dengan KAMI yang bersikap proaktif dan antisipatif pada situasi yang dihadapi negara hari ini maupun esok.
Menurutnya, pembentukan KITA oleh relawan dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma"ruf Amin melihat kalau KITA dirancang untuk membuat tandingan dari KAMI.
"Apalagi dengan menggunakan kata KITA yang dianggapnya sebagai tandingan KAMI," tuturnya.
Gde menilai bahwa sebenarnya makna dari KAMI sendiri bukan sebagai kami (us dalam bahasa inggris), itu hanya kebetulan saja singkatannya jadi KAMI.
Sehingga menurut Gde kalau pembentukan KITA ini sangat dipaksakan untuk menjadi tandingan dari KAMI padahal sangat jelas KITA itu jauh dari konteksnya.
"Sehingga terlihat jelas bagaimana makna KITA sangat dipaksakan sebagai tandingan. Jadi responnya pembentuk KITA jauh dari konteksnya," pungkasnya.