JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kemarin relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab ke Polisi karena mewawancarai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan analogi "kursi kosong".
Menanggapi hal tersebut, Politisi PDIP Charles Honoris menyentil tindakan pelaporan polisi yang dilakukan relawan Jokowi bersatu.
Menurut Charles tindakan tersebut merupakan suatu tindakan yang sangat berlebihan atau lebay.
"Langkah pelaporan polisi ini berlebihan. Lebay menurut saya," kata Charles melalui keteranganya, Rabu (07/10/2020).
Anggota Komisi I DPR RI tersebut menilai kalau siaran "bangku kosong" yang dilakukan oleh Najwa Shihab merupakan bentuk kreativitas.
Terlebih hal tersebut karena pejabat yang bersangkutan yaitu Menkes Terawan sulit diakses untuk melakukan wawancara.
"Yang saya lihat dari wawancara Najwa kemarin adalah kreativitas seorang jurnalis yang sulit mendapatkan akses wawancara seorang pejabat," ujarnya.
Charles juga meyakini kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju dengan pelaporan tersebut karena menurutnya, Presiden Jokowi adalah sosok yang menghormati perbedaan pendapat.
"Saya meyakini Pak Jokowi yang kita tahu sangat menghormati perbedaan pendapat selama ini juga tidak merasa terganggu dan tidak setuju dengan pelaporan tersebut, beliau fokus pada kerja nyata saja," ucapnya.
Lebih lanjut, Charles menyebut kalau saat ini adalah era demokrasi dan pelaporan ke polisi hanya bisa dilakukan jika ada batasan demokrasi yang dilanggar, seperti ujaran kebencian atau SARA.
"Ini era demokrasi, ketika kritik harus dibalas dengan argumentasi, dan sindiran harus dijawab dengan kinerja. Pelaporan hanya bisa dilakukan apabila ada batas-batas rambu demokrasi yang sudah dilampaui, seperti ujaran kebencian atau SARA," tandasnya.
Sebelumnya, kelompok Relawan Jokowi tersebut melaporkan Najwa Shihab yang dinilai telah merundung Menkes Terawan. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Sombarto.
"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden, karena Menkes Terawan adalah representasi dari Presiden Joko Widodo dan saatnya kami relawan bersuara karena kami takutkan kejadian Najwa Shihab akan berulang," jelasnya.
Silvia juga mengaku bahwa apa yang dilakukan oleh pihaknya tersebut tidak diketahui oleh Menkes Terawan. Ia berdalih bahwa laporan itu dibuat atas dorongan mandiri selaku relawan Jokowi.
"Menteri ini adalah representasi dari Jokowi dan Presiden Jokowi adalah kami relawannya. Jadi apapun yang terjadi dengan presiden dan pembantunya ya kami harus bersuara," pungkasnya.