JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said menentang keras penggunaan bandara Halim Perdana Kusuma dijadikan untuk penerbangan sipil.
"Sekarang Halim dipakai untuk penerbangan sipil padahal lapangan terbang militer Indonesia dalam menjaga keutuhan Indonesia. Itu menggangu kegiatan," kata Salim di Jakarta, Sabtu (6/6/2015).
Salim mengaku, dari dulu dirinya tidak sepakat jika bandara Halim dijadikan tempat penerbangan komersial.
"Halim tidak boleh diganggu gugat oleh penerbangan sipil. Karena Halim merupakan pangkalan utama Angkatan Udara melaksanakan tugas dan mempertahankan kedaulatan wilayah RI," tegasnya.
Pemerintah, kata Salim, tidak boleh mengorbankan Halim untuk penerbangan komersial.
"Permasalahannya pemerintah kita terlambat mengantisipasi perkembangan penerbangan komersial. Anda tahu bandara Cengkareng terlalu padat, kalau mau take off harus menunggu setengah jam. Itu tidak diantisipasi sehingga kelabakan dan dipindahkan ke Halim, padahal Halim untuk alutsista," ungkapnya.
Lebih lanjut Salim menegaskan bahwa bandar udara Halim kayaknya sebuah alutsista.
"Kita beli pesawat tempur canggih pun kalau ngga ada landasan terbangnya percuma. Jadi itu alutsista," terangnya.
Bandar udara Halim Perdanakusuma di Jakarta resmi membuka penerbangan komersil terjadwal pada Jumat (10/1/2014) untuk mengurangi kepadatan lalu lintas Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di Cengkareng, Banten.(yn)