JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemerintah dinilai lengah. Akibatnya, ribuan toko moderen telah menyerbu pedesaan, bahkan banyak di antaranya yang beroperasi tanpa izin.
Yang memprihatinkan, serbuan toko moderen tersebut telah menyebabkan banyak pasar tradisional dan jutaan pedagang kaki lima (PKL) kelontong bangkrut alias gulung tikar. Karenanya, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) mendesak agar Kementeri Perdagangan segera menutup tko-toko moderen yang beroperasi di pedesaan.
"Jangan salahkan rakyat meluapkan amarah batas-batas kesabaran dengan cara mereka sendiri, jika pemerintah acuh tak acuh bahkan jadi bagian dari kongsi korporasi multinasional toko modern yang telah membludak dan merangsek ke pelosok pedesaan," tutur Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun di Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Ali mengungkapkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sekitar 3.500 pasar tradisional kolaps dan jutaan PKL kelontong gulung tikar. Mengapa? Menurut dia, toko-toko moderen itu telah menyedot uang yang berputar di desa ke Jakarta dan mematikan industri/produk lokal pedesaan.
APKLI juga mendesak pemerintah segera merevisi total Perpres RI 112/2007 tentang Pasar Tradisional, Toko Modern, dan Pusat Perbelanjaan. Menghadapi MEA 2015, pemerintah juga didesak menerbitkan Perpres tentang pembatasaan investasi asing di sektor UMKM.
"Tanpa intervensi negara, MEA 2015 segera menjelma jadi Neo VOC dan pada akhirnya bisa membubarkan Indonesia, ujar Ali dokter ahli kekebalan tubuh jebolan FKUB dan FKUI ini. (b)