JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan mengidap kanker prostat. SBY yang saat ini berusia 72 tahun akan dirawat di luar negeri.
"Adalah benar Bapak SBY dalam waktu dekat akan melakukan medical check-up dan treatment di luar negeri. Sesuai dengan diagnosa dari tim dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat (prostate cancer)," kata Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11).
Ossy menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan melalui metode MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan dan pemeriksaan yang lain, kanker prostat yang diderita SBY masih berada dalam tahapan (stadium) awal.
Menurut dia, sesuai dengan kondisi kesehatan SBY saat ini, tim dokter menyimpulkan semua opsi terbuka untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan SBY.
"Setelah dilakukan konsultasi yang mendalam dengan tim dokter Indonesia, termasuk para urolog senior, diputuskan medical treatment dilakukan di sebuah rumah sakit di luar negeri yang memiliki pengalaman panjang dan teknologi yang maju untuk menangani kanker prostat," kata dia.
Ossy menjelaskan, Tim Dokter SBY sudah berkomunikasi dengan tim dokter rumah sakit negara sahabat tersebut. Mereka sepakat menangani SBY. Tim dokter negara tersebut juga telah berkomunikasi dengan SBY.
"Tim dokter luar negeri dalam komunikasi langsung dengan Bapak SBY (via telemedicine), setelah mempelajari semua data kesehatan Bapak SBY, menyampaikan optimismenya untuk bisa mengatasi penyakit yang diderita Bapak SBY," kata dia.
Gejala
Umumnya, gejala kanker prostat bisa dilihat dari beberapa gejala seperti sulit buang air kecil, urine sedikit, kencing berdarah, sakit tulang, penurunan berat badan drastis, rasa terbakar saat buang air kecil, dan
sering buang air kecil di malam hari
Kanker ini kerap ditemukan di atas usia 50 tahun. Jika kerabat, seperti orang tua, saudara kandung atau anak, didiagnosa mengidap kanker prostat, risiko terkena tentu meningkat.
Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan yang sehat.***