JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohammad Hekal meminta Pertamina segera menyelesaikan investigasinya terkait terjadinya kebakaran tanki kilang minyak di Cilacap Jawa Tengah. Tak hanya itu, Hekal juga mendesak agar Pertamina menindaklanjuti hasil investigasi untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi.
Pasalnya, kata dia lagi, kasus kebakaran tersebut berdekatan dengan kebakaran di kilang Pertamina Balongan, Indramayu yang juga terjadi di tahun yang sama.
"Kami meminta bagaimana Pertamina bisa memperbaiki kondisi ini. Jangan sampai Pertamina yang kita banggakan ini beritanya hanya musibah dan kecelakaan saja. Selain itu agar masyarakat sekitar dilindungi dengan memberikan alternative relokasi atau relokasi fasilitas segera dikaji dan diputuskan," katanya usai mengunjungi Kilang Pertamina Cilacap, Selasa (23/11).
Hekal meragukan jika dikatakan penyebab kebakaran adalah petir. Menurutnya, jika memang disebabkan oleh petir, maka akan terjadi banyak kebakaran kilang nantinya, karena saat ini dan ke depan sudah masuk musim hujan.
"Kalau yang disampaikan bahwa kebakaran ini dikaitkan dengan petir adalah benar, maka musim hujan akan terus terjadi sampai beberapa bulan ke depan. Ini rasanya tidak mungkin kilang hanya musim hujan terjadi kebakaran," sindirnya.
Komisi VI menurutnya, akan terus memantau dan menunggu evaluasi dan investigasi kebakaran kilang Cilacap, yang dilakukan Pertamina.
Kalau dalam satu tahun, Hekal menambahkan, bisa terjadi tiga kali kebakaran kilang, ini bisa dibilang bukan sekedar kecelakaan.
“Memang tadi disebutkan ada beberapa tangki yang sedang dimodifikasi. Apakah itu menjadi penyebabnya, ini belum tuntas, kita tunggu saja," katanya.
Politisi Partai Gerindra itu juga tak menampik soal banyaknya isu yang beredar di masyarakat terkait kebakaran kilang Cilacap itu, dikaitkan dengan dugaan sabotase agar impor crude lebih besar lagi.
Namun menurutnya, kemungkinan impor crude kurang relevan jika dikaitkan dengan insiden kebakaran.
“Karena selama ini Pertamina kita harapkan untuk bisa mengurangi kebutuhan BBM dari impor. Dan itu masih on the track hingga sekarang," katanya.
Yang terpenting menurutnya, Komisi VI terus menunggu Pertamina holding untuk menyelesaikan kajian-kajian teknis tangki dan kajian teknis safety di KPI yang bisa menghasilkan rekomendasi-rekomendasi konkret untuk segera diimplementasikan.
Sehinga kebakaran kilang ini tidak terjadi lagi di seluruh Indonesia.
"Tujuan kunjungan kami adalah untuk bersama mencari sumber masalah dan solusi tuntas. Maka, kami minta Pertamina untuk percepat semua upaya menyediakan perlengkapan penangkal petir dan semua instalasi yang dibutuhkan. Agar tidak terulang lagi. Kajian teknis memang tadi saya dengar, Selain di KPI, Pertamina induk juga sudah melakukan. Kita tunggu analisanya dengan benar," pungkasnya.