JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Porsi kredit pembiayaan bagi UMKM yang disalurkan BRI mencapai 83,27 persen atau tumbuh 9,81 persen di paruh pertama 2022. Tentu saja, capaian tersebut mendapat apresiasi dari berbagai kalangan termasuk kalangan DPR yang notabenenya merupakan mitra kerja bank pelat merah tersebut.
Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto mengatakan, pertumbuhan penyaluran pembiayaan kredit bagi UMKM merupakan indikator bahwa sektor ekonomi masih tetap tumbuh positif.
"Saya kira BRI patut kita apresiasi. Penyaluran kredit pembiayaan bagi UMKM saya kira merupakan langkah luar biasa dan bukti bahwa ekonomi kita bergerak tumbuh positif meski dihantam pandemi COVID-19," ucap Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan, Kamis (27/07/2022).
Darmadi menambahkan agar BRI terus memfokuskan penyaluran kredit kepada UMKM dengan menaikkan porsinya.
"UMKM kita terbukti jadi pilar penting dalam sektor ekonomi. UMKM mampu bertahan dalam kondisi apapun. Jadi saya berharap pemberian porsi kredit bagi UMKM yang masih berada di angka 83,27 persen pada paruh pertama ini bisa meningkat di paruh kedua nanti," ujar eks Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Jakarta itu.
Diketahui, Darmadi mengungkapkan, porsi pembiayaan kredit ke UMKM yang mencapai 83.27 persen diparuh pertama itu masih dibawah target.
"Targetnya kan 85 persen. Nah sekali lagi saya kira BRI harus terus genjot porsi pembiayaan kredit bagi UMKM untuk capai target tersebut. Saya optimis BRI bisa kejar target diparuh kedua nanti," ujarnya.
Kendati demikian, Darmadi tetap menekankan agar porsi pembiayaan kredit oleh BRI untuk UMKM agar dibarengi dengan pemberian akses kemudahan.
"Kuncinya agar pemberian fasilitas kredit bagi UMKM tidak berbelit-belit birokrasinya. Ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu penopang agar penyaluran kredit terkerek naik dan tumbuh melampaui 9,81 persen. Bisa jadi kalau tidak berbelit-belit birokrasinya maka angka pertumbuhan dan penyaluran kredit oleh BRI bisa di atas dua digit lebih," harap wakil rakyat dari PDIP yang concern terhadap ekonomi rakyat itu.
Darmadi juga mengapresiasi kinerja BRI terkait penanganan resiko kredit macet atau Non Perfomance Loan (NPL).
Jika di lihat datanya, Darmadi mengungkapkan, rasio kredit bermasalah NPL BRI masih cukup kredibel.
"Berdasarkan data yang ada rasio NPL BRI naik dari 3,27% pada Juni 2021 menjadi 3,32% pada Juni 2022. NPL net turun dari 0,93% ke 0,86%. Tentu ini capaian yang patut juga kita apresiasi. Naiknya rasio NPL di tengah pandemi bukan perkara mudah. Tapi fakta dan data hari ini menunjukkan bahwa BRI mampu meminimalisir resiko NPL tak terkendali alias macet," pungkas Legislator dari dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Utara, Barat dan Kepulauan Seribu itu.