DENPASAR (TEROPONGSENAYAN) -Rumah Margriet Christine Megawe, di Jl Sedap Malam, 26, Denpasar, Bali, tempat pembunuhan dan penguburan Angeline, dulu merupakan kawasan persawahan.
Menurut cerita seorang anggota polisi dari Polres Denpasar Aiptu Nyoman Arjana, kawasan itu itu tidak sekadar sawah tetapi pernah menjadi tempat bertempur seorang raja.
Saat terjadi pertempuran, lawannya berlindung di sebuah batu besar, tapi karena kesaktian raja dan pusakanya, batu tempatnya berlindung bisa tembus dengan keris sang raja hingga berlubang.
Cerita itu akhirnya diabadikan oleh masyarakat setempat dengan membuat pure (tempat sembahyang) yang lokasinya di bawah pohon Ketapang yang dikeramatkan persis depan rumah Margriet itu.
"Namanya Pure Batu Bolong," ujar Arjana yang merupakan warga asli dari Gianyer Bali tersebut. Meski pure itu tidak terlalu besar, hanya sekitar 2x3 meter, sampai saat ini masih rutin dikunjungi warga yang ingin sembahyang.
Warga yakin kalaupun di pure itu ada makhluk halus tetapi baik hati. Buktinya banyak orang yang sembahyang dan kembali lagi ke pure itu.
Bahkan ada yang cerita, saat Angeline dinyatakan hilang, ada warga yang sembahyang di situ sempat kesurupan menyebut anak itu masih di dalam rumah.
"Dan ternyata memang benar, anak itu ketemunya di dalam rumah meski sudah meninggal dan terkubur," katanya.(ss)