MAGELANG (TEROPONGSENAYAN) -- Transformasi digital telah mengubah pola konsumsi masyarakat dari cara tradisional ke arah digital. Kondisi ini telah memaksa para pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus cepat beradaptasi agar mampu bersaing di era digitalisasi.
Pemerhati UMKM Benny Heru Cahyono mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan digital untuk perkembangan usaha. Pasalnya, kemampuan ekspor UMKM masih terbatas dan pemanfaatan digital melalui e-commerce masih rendah.
“Seluruh sektor sudah beralih ke digital. Artinya UMKM juga perlu beralih ke digital," ucap Benny disela-sela acara "Gebyar UMKM dan Seni Budaya" di Lembah Semawang, Bandongan, Kabupaten Magelang, Jumat (21/7/2023).
Benny juga mengatakan, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61, 07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun.
“Banyak contoh-contoh UMKM yang kemudian sukses ketika go digital, mereka memanfaatkan marketplace untuk berjualan, dan media sosial sebagai promosi. Sebab itu digitalisasi UMKM penting dilakukan agar usaha tak tertinggal dan dapat beradaptasi," katanya.
Benny yang pernah bekerja sebagai tenaga ahli di DPR ini juga berharap dengan adanya platform digital dalam inklusi keuangan, akan dapat ambil bagian untuk membantu edukasi transaksi digital serta menjadi wadah integrasi ekosistem bisnis antara, produsen distributor dan konsumen. Bahkan diharapkan juga dapat memberikan kemudahan akses pembiayaan modal dengan adanya kolaborasi bersama bank atau fintech lainnya.
"Peran pelaku industri digital sangat penting untuk memberi pendampingan secara terstruktur dan berkala. Sampai sasaran edukasi bisa memahami cara kerja fitur di dalam platform untuk membantu usaha mereka berkembang," ucapnya.