JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Calon Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Letjend (Purn) Sutiyoso memastikan siap menjalani seluruh rangkaian proses fit or proper test yang akan dijalaninya di Komisi I hari ini, Selasa (30/6/2015).
Ia mengaku telah mempersiapkan bahan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan Komisi I nantinya. Mantan gubernur DKI Jakarta itu memastikan bakal menjelaskan peristiwa berdarah kerusuhan dua puluh tujuh Juli (Kudatuli) dimana dirinya disebut-sebut memiliki keterkaitan bahkan terlibat.
"Nanti saya jelaskan," janji Sutiyoso saat ditanya wartawan di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Selebihnya, lanjut Sutiyoso, dirinya akan menjelaskan tentang visi dan tantangan intelijen Indonesia kedepan. Ia mengaku memiliki keinginan agar intelijen Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dibanding negara-negara lain.
"Kita jelas ketinggalan saat ini. Dibanding perlengkapan (alat pendukung intelijen) negara barat terutama. Kita harus bisa setara kalau kita ingin intelijen yang tangguh dan profesional. Juga di dukung oleh alat-alat yang memadai, yang super canggih," paparnya.
Diketahui, peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai Peristiwa Kudatuli atau Peristiwa Sabtu Kelabu adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.
Hingga akhirnya, puluhan pendukung Megawati tewas terbunuh usai penyerbuan yang dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan).
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung pun ikut dibakar.(yn)