JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tren fashion terus berkembang, termasuk dalam dunia aksesori. Salah satu yang kini tengah digandrungi adalah tas chunky (chunky bag), tas rajut tebal yang awalnya viral di Korea pada tahun 2020 dan mulai populer di Indonesia sejak 2023.
Kreatifitas para pegawai perempuan Sekretariat Jenderal MPR RI diuji ketika membuat tas Chunky. Namun dengan antusiasme yang tinggi akhirnya mereka berhasil membuat tali Chungky yang berukuran besar itu menjadi tas yang indah dilihat.
Kegiatan dalam acara bertajuk “Literasi Kreatif Membuat Chunky Bag” ini berlangsung di ruang Perpustakaan MPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Hadir sejumlah pejabat Sekretariat Jenderal MPR RI, di antaranya yaitu Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, S.E., M.M dan Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Anies Mayangsari Muninggar.
Dihadirkan juga Elvina Taher sebagai pemilik Looang Creative Studio yang membimbing pelatihan kerajinan ini. Chunky bag sendiri merupakan tas yang dibuat menggunakan teknik rajut dengan benang atau tali berukuran tebal (chunky). Kerajinan ini populer karena tampilannya yang unik, stylish, dan sering kali terlihat empuk serta berbentuk bulky.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan Peraturan Perpustakaan Nasional RI nomor 4 tahun 2023, bahwa perpustakaan juga bisa menjadi tempat komunitas, bisa berkontribusi dalam literasi, salah satunya merelalisasikan kegiatan untuk menciptakan diri yang lebih inovatif. Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, S.E., M.M, menyampaikan apresiasinya terhadap Perpustakaan MPR RI atas kegiatan ini. Apalagi kata dia, kerajinan sudah menjadi hobinya, sehingga tidak ada alasan untuk tidak hadir.
Dalam pembukaan acara, perempuan yang akrab disapa Ibu Titi ini juga mengapresiasi Elvina Taher yang berani keluar dari karyawan kantoran dan memilih untuk usaha kerajinan. Kerajinan ini kata dia, bisa menjadi peluang usaha dan dapat dikerjakan saat istirahat bekerja, asalkan tidak mengganggu waktu.
Baginya, apapun yang bisa dipelajari untuk lebih berkreatif dan bisa diimplementasikan kepada kehidupan sehari-hari, sudah otomatis menjadi nilai tambah, apalagi jika mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Bagi Ibu Titi, kegiatan workshop ini diharapkan dapat memberikan motivasi serta mengembalikan lagi semangat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Jenderal MPR RI untuk berkarya membuat produk kerajinan seperti ini.
Hal senada juga disampaikan Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Anies Mayangsari Muninggar sangat berharap kegiatan ini bisa menjadi peluang usaha bagi seluruh karyawati.
"Berharap kegiatan ini tidak hanya berheti sampai disini. Kami mendorong teman-teman agar serius mengikuti pelatihan ini, agar nantinya dapat menambah ekonomi keluarga," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Elvina Taher, pendiri Looang Creative Studio menyampaikan, Chunky bag dibuat dengan teknik hand knitting, yaitu merajut tanpa alat, hanya menggunakan tangan. Berbeda dengan teknik crochet, yang umumnya menggunakan hakpen atau alat rajut lainnya, hand knitting memberikan pengalaman unik bagi para pembuatnya.
“Selain menghasilkan tas yang estetis, teknik ini juga dikenal sebagai hand therapy, karena dipercaya dapat membantu mengurangi stres serta meningkatkan fokus dan kreativitas,” ujarnya.
Sebanyak 25 peserta diberikan satu gulung benang Cangkia, jenis benang khusus dengan isian dakron yang membuat tas terasa empuk dan tebal. Berbeda dengan benang rajut biasa yang diukur berdasarkan panjang, benang Cangkia dihitung berdasarkan berat. Satu gulung dengan berat 250 gram mampu menghasilkan satu tas chunky bag berukuran standar.
Selain benang, kain pelapis yang digunakan pun beragam, mulai dari katun Cangkia hingga bahan velvet atau buludru. Namun, bagi pemula, disarankan untuk menggunakan bahan katun karena lebih fleksibel dan mudah dibentuk.
Dengan tampilan yang unik, proses pembuatan yang menyenangkan, serta manfaat relaksasi yang ditawarkan, tidak heran jika chunky bag kini menjadi favorit di kalangan pecinta DIY dan fashion handmade.
Salah satu peserta, Retno Megawati menyampaikan rasa antusiasmenya. Ia mengaku pertama kali merajut tas Chunky yang biasanya ia kerap melakukan kerajinan berupa kartu dari bahan daur ulang.
“Ini bagus banget. Biar kita juga nggak cuma tahu bekerja aja, tapi juga bisa tahu bagaimana nanti kalau kita pensiun kan, siapa tahu kita bisa buat UMKM,” ujarnya dengan semangat.
Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan, terlebih menjelang lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah dibuat kerajinan dari bahan-bahan lain, khususnya dari bahan daur ulang.