JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Perempuan Demokrat Republik Indonesia atau PDRI merayakan hari jadi ke 20 pada Senin 21 April 2025 atau bertepatan dengan peringatan hari Kartini. Perayaan hari jadi ke 20 Perempuan Demokrat Republik Indonesia atau PDRI dilakukan secara sederhana dengan menggelar syukuran di kantor DPP Partai Demokrat pada hari yang sama.
Turut hadir dalam acara syukuran hari jadi ke 20 Ketua Dewan Kehormatan PDRI Annisa Pohan, Anggota Dewan Kehormatan Aliya Rajasa, Ketua Umum PDRI Vitri C. Mallarangeng, Sekjen PDRI Lasmi Indaryani dan elite PDRI lainnya. Perempuan Demokrat Republik Indonesia atau PDRI lahir pada 21 April 2005.
Sekjen PDRI Lasmi Indaryani menyampaikan rasa syukurnya atas perjalanan panjang yang telah ditempuh Perempuan Demokrat Republik Indonesia hingga usia ke 20. Lasmi begitu ia disapa berharap, di usia ke 20 PDRI bisa terus berkontribusi untuk bangsa dan negara.
“Saya berharap di usia ke 20 ini PDRI bisa terus berkontribusi untuk bangsa dan negara. Memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara,” tegas Lasmi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa,(22/4/2025).
Lasmi mengungkapkan, PDRI sendiri terbentuk atas perjuangan dan prakarsa seorang Ibu Negara sekaligus istri Pendiri Partai Demokrat yakni Ani Yudhoyono. Kala itu, kata Lasmi, Ibu Negara Ani Yudhoyono bersama Dewan Pendiri lainnya memprakarsai terbentuknya Perempuan Demokrat Republik Indonesia atau PDRI di tahun 2005.
“PDRI lahir atas perjuangan dan prakarsa seorang Ibu Negara sekaligus istri Pendiri Partai Demokrat, Ibu Ani Yudhoyono, bersama Dewan Pendiri yang gigih berjuang, yaitu Ibu Sumaryanti Budisantoso, Hajjah Nadhiroh Ali Zaidan, Sri Rahayu Purnomo, Tienneke Sjaraswati Arif, Lies Bambang Soemarto, Bertha Herawati, Masdayani, Siti Farida Srihadi, Asri Mulyani, Kartini Istikomah, Millyana Rani, Himmatul Alyah Setiawaty, Dewi Iriany Soehartono, Ratnawati Wijaya, Hajjah Syamsiah Asmawati, Nanik Hariyanti, Marlini Siregar, Mulyani, Yuliana Susanti, Asih Indrasari, dan dokter Lucky Azizah Bawazier, “ ungkap Lasmi.
Lasmi menekankan, kala itu Perempuan Demokrat Republik Indonesia atau PDRI lahir sebagai buah reformasi politik untuk memastikan demokratisasi di Indonesia berjalan lancar serta membawa perubahan situasi sosial politik yang memberi ruang bagi kaum perempuan.
“PDRI hadir sebagai wujud tekad untuk memperjuangkan bahwa perempuan memiliki hak setara dengan laki-laki, termasuk dalam bidang politik, sehingga perjuangan perempuan sangat diperlukan untuk memastikan pemenuhan hak-hak politik perempuan, perlindungan, serta jaminan hak asasi perempuan yang wajib dilindungi oleh negara,” pungkasnya.