Oleh Fath pada hari Rabu, 14 Mei 2025 - 12:01:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Anggota Komisi VI DPR Minta Pemerintah Perhitungkan dengan Matang dan Cermat Soal Rencana Alihkan Impor Minyak ke AS

tscom_news_photo_1747198877.jpg
Sartono Hutomo Politikus Partai Demokrat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VI DPR RI Sartono Hutomo meminta, pemerintah dapat memperhitungkan dengan cermat dan matang sebelum resmi mengalihkan impor minyak mentah (crude oil) dan bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat (AS). Sartono memahami, rencana pengalihan impor minyak mentah dari Singapura ke AS ini berkaitan dengan ketahanan energi RI.

Hal tersebut disampaikan Sartono sapaanya menanggapi rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Bahlil Lahadalia mencanangkan rencana untuk mengalihkan impor minyak mentah (crude oil) dan bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat (AS).

“Terkait rencana pengalihan impor minyak mentah ke Amerika Serikat, kami ingin menegaskan bahwa setiap langkah strategis semacam ini harus diperhitungkan secara cermat dan mendalam,” tegas Sartono kepada wartawan di Jakarta, Rabu,(14/5/2025).

Sartono mengingatkan, dalam konteks geopolitik global yang sedang dipengaruhi oleh perang tarif dan ketegangan internasional pemerintah harus menghitung secara menyeluruh termasuk potensi risiko jangka panjang.

Sartono menuturkan, pemerintah harus memperhitungkan long journey direct import yang akan berdampak pada stabilitas pasokan, jalur logistik, dan bahkan premi asuransi yang bisa sangat mahal akibat tingginya tingkat risiko di jalur pengiriman tertentu.

“Apalagi dalam situasi global yang tidak stabil, rantai pasok bisa terganggu sewaktu-waktu,” beber Sartono.

Lebih lanjut, Sartono menambahkan, pemerintah juga harus mempertimbangkan kualitas minyak yang akan diimpor dari AS. Sartono mengatakan, apakah minyak dari AS sesuai dengan spesifikasi yang ada karena setiap negara memiliki karakteristik berbeda.

“Minyak mentah dari AS (seperti shale oil) bisa memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang biasa diproses di kilang Indonesia, sehingga mungkin perlu modifikasi atau campuran tertentu agar efisien dihitung nilai cost campuranya, supaya tetap mendapatkan harga yang murah dengan kualitas terbaik,” beber Sartono.

Sartono berharap, adanya masukan yang konstruktif kepada pemerintah sebelum resmi mengalihkan impor minyak mentah (crude oil) dan bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat (AS). Hal ini, tegas Sartono, agar setiap keputusan pemerintah tidak diambil secara terburu-buru.

“Kita perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya dilihat dari sisi efisiensi jangka pendek, tetapi juga dari perspektif jangka panjang: apa yang sebenarnya kita dapatkan dari Amerika Serikat dalam skema ini? Apa bentuk bargaining power kita dalam perang tarif ini? Apakah ada klausul strategis yang saling menguntungkan?,” jelas Sartono.

Sartono menegaskan, pentingnya sikap kehati-hatian pemerintah agar rencana mengalihkan impor minyak mentah (crude oil) dan bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat (AS) tidak menggeser mitra tradisional yang selama ini terbukti dan mendukung kebutuhan energi RI secara berkelanjutan.

“Dengan semangat konstitusi, berdikari dalam ekonomi, mengajak semua pihak untuk memastikan bahwa kebijakan energi nasional tetap berpijak pada prinsip kedaulatan dan keberlanjutan jangka panjang,” pungkasnya.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement